Sabtu, 24 Maret 2012

Beberapa pasang mata

Beberapa pasang mata seakan mengintai sosokku
Aku tak yakin apa arti pandangan mereka terhadapku
Mata mereka bagai mata elang yang mengincar kelinci, tajam
Aku tak kuasa menepisnya satu-satu
Mereka ada banyak

Aneh memang...
Kadang aku merasakan kehangatan ketika mata kami bertemu, sebagian saja, tak semua
Sebagian lagi sepertinya adalah pandangan penuh harap, yang tak kunjung mendapat jawaban atas semua pertanyaan
Pikiranku melalangbuana hanya untuk menerka apa arti dari setiap pandangan yang mereka lempar kepadaku
Ketidakpastian sudah jadi hal lumrah dalam diriku
Kendati aku ingin sekali merubah itu semua, dari ketidakpastian menjadi penuh kepastian

Jika harus jujur...
Aku bisa saja mengungkap semuanya
Tapi aku ragu tak ada yang sakit hati nanti
Karena semua serba paradoksal, hukum keterbalikan berlaku
Yang kemarin aku kejar, tak sepenuhnya aku inginkan
Yang kemarin aku hindari, tak sepenuhnya aku benci

Sekarang yang terpenting adalah mengakhirinya
Aku tak seharusnya diam
Diam bukanlah suatu cara yang menyelesaikan
Mungkin memang harus digerakkan...
Tunggulah sebentar lagi...

Share

Kamis, 22 Maret 2012

Keyakinan yang Dikuatkan

Kemarin aku mengikuti kuliah tamu (kultam) yang diadakan oleh prodi kami, PWK. Kultam itu adalah ide dari kaprodi kami yang baru yang memiliki pemikiran visioner. Kultam yang rencananya akan diadakan secara series itu aku lihat sebagai bentuk perhatian dan kepedulian kaprodi baru untuk memotivasi mahasiswanya. Dan bagiku, acara semacam itu sangatlah berarti bagi mahasiswa yang belum tahu akan "berjalan" ke mana. Dan aku rasa aku adalah salah satu dari "golongan tak tahu arah" itu.

Satu hal yang selalu aku rasakan ketika aku mengikuti kegiatan motivational seperti ini. AKU SELALU MERASA KERDIL! Selalu...
Setiap kali ada pembicara yang memiliki latar belakang hebat, aku selalu membandingkannya dengan diriku. Mereka biasanya adalah mahasiswa atau mantan mahasiswa yang dulunya tak punya apa-apa lalu dengan gigih berjuang menggapai mimpi-mimpi mereka. Dan di akhir kisah, mereka berhasil menggapai mimpi yang mereka pernah tuliskan dulu. Mereka meraih sukses mereka sendiri.

Aku tak pernah merasakan hal lain selain IRI pada mereka semua. Seringkali aku hanya bisa menyalahkan keadaan. Menyalahkan waktu. Menyalahkan lingkunganku. Padahal tak ada yang salah dengan itu semua. Yang salah sebenarnya adalah aku sendiri. Oleh karenanya, aku sering geram pada diriku sendiri karena tak sanggup "bergerak" lebih.

Ada orang bilang bahwa manusia harus bisa mensyukuri segala pemberian Allah. Apapun itu. Dan itulah yang biasa aku lakukan. Ketika aku merasa sedikit kekurangan, aku berpikir bahwa ini adalah pemberian-Nya. Sebesar apapun itu aku harus mensyukurinya.
Tapi yang terjadi adalah aku me-ninabobo-kan diriku sendiri ke lembah yang sangat dalam bernama ZONA NYAMAN. Aku terperangkap di paradigma yang melemahkan nyali itu.
Setiap orang memang dianjurkan untuk selalu bersyukur, namun bukan berarti setelah bersyukur malah tidak melakukan apa-apa. NO, THAT'S TOTALLY WRONG AND PATHETIC!
Yang benar adalah selalu berusaha yang terbaik lalu memanjatkan kesyukuran atas apapun yang diberikan-Nya kepada kita.

======================================================================

Oke, aku rasa tulisan ini sudah mulai kehilangan fokusnya.
Back to the topic!

Sesuai judul kali ini: keyakinan yang dikuatkan... Sebenarnya keyakinan siapa dan keyakinan apa yang dikuatkan??
Jawabannya...
Keyakinan siapa? | Keyakinanku...
Keyakinan apa? | Keyakinan untuk lanjut studi di Jepang. Seperti yang sudah aku tuliskan di postku sebelumnya, aku sudah temukan satu mimpi yang akan aku kejar sampai dapat. Keyakinan yang berawal dari mimpiku sejak dulu ternyata mendapatkan penguatan dari paparan Beasiswa Kyoto tiga hari yang lalu.
Dan kemarin keyakinanku dikuatkan lagi dengan motivasi-motivasi dari Acara Menjadi Mahasiswa yang Spesial dengan pembicara Mas Ferdy.
Bukan suatu kebetulan, kurasa...

Sekarang tinggal bagaimana aku mewujudkannya.
Aku sadar bahwa jalan di depanku ini bukanlah jalan yang mulus untuk kulalui.
Tapi aku sudah bersumpah pada diriku sendiri... Aku tak akan lagi menjadi abu-abu...
Jika dengan mengambil jalan ini aku akan didera rasa sakit yang teramat sangat, itu tak masalah. Asalkan tak membunuh kita itu tak akan jadi masalah, bukan??
Karena aku percaya bahwa semua rasa sakit yang tidak membunuhku akan membuatku lebih kuat.
Karena aku percaya bahwa semua rasa sakit yang tidak membunuhku akan membuatku lebih kuat.

*) Postingan selanjutnya aku ingin menuliskan mimpi-mimpi yang sempat terlupakan. Aku ingin merapikan mimpi-mimpi yang masih berserakan. Akan kubangun jembatan itu. Jembatan yang bisa menghubungkan antara mimpi dan kenyataan. Share

Dan Inspirasi itu Datang...


Tiga hari yang lalu aku ikut presentasi di rektorat lt 1. Jadi pendengar. Presentasi itu tentang program-program yang ada kampus kyoto, jepang. Universitas nomor 2 di jepang (nomor 1 nya tokyo). Dari situ aku kenal mas fajar, mahasiswa lulusan S1 ITB yang dulu ingin mendaftarkan diri jadi tenaga pengajar di PWK ITS (kampusku) tapi ditolak. Ditolak karena masih lulusan S1. kompetensi yang dibutuhkan harus lebih tinggi, S2. akhirnya dia berusaha untuk melanjutkan studinya denan mencari beasiswa. Akhirnya dia coba berbagai peluang untuk beasiswa ke luar negeri. Dia gagal 10 kali. Bayangkan! 10 kali!
Tapi dia masih mencari lagi. Akhirnya dia dapet yang monbusho. Pilihannya dulu ada 2: tokyo dan kyoto. Ternyata dia dapet di kyoto. Subhanallah. Begitulah orang kalo sudah "digiring" oleh Allah... Segalanya mungkin :)

Dari kisah hidupnya aku belajar sesuatu.
Dia dulu bahasa inggrisnya NOL | my english is not ZERO!
Dia punya semangat untuk maju | aku masih suka ragu-ragu. Aku ingin maju, tapi seringkali aku tak tahu bagaimana caranya. Akhirnya aku malah tak bergerak.
Dia punya visi yang jelas, jadi dosen | aku masih abu-abu... Seringkali visiku berubah-ubah. Tapi aku yakinkan diriku sendiri: aku akan belajar untuk menjauhi keabu-abuan. Lebih baik jadi HITAM sekalian kemudian berbenah untuk menjadi PUTIH. Daripada kita berada di abu-abu tapi tak berpindah dari keabu-abuan. Dan mulai sekarang visiku satu: AKU INGIN MELANJUTKAN STUDI DI JEPANG!!!
Dia gigih dalam mencari beasiswa | kegigihanku biasanya bertahan sementara. Hal itu dikarenakan karena aku abu-abu. Dan sekarang aku belajar untuk mengejar satu visiku dulu (agar aku tak jadi abu-abu): MENDAPATKAN BEASISWA UNTUK STUDI KE LUAR NEGERI!!!

Bismillah...
Share

Minggu, 18 Maret 2012

What I've been left so far...

I come out from my problem.
I release my burden away.
I raise my head.
I look into the sky.
And I turn around...
Then, I just realized something very important to my life: MY RESEARCH (TUGAS AKHIR)!!!

OMG...
I haven't done it well.
I couldn't help myself.
I lost my focus since "that time".

I have to chase my lag!
No more time to waste!
No need to be haste!






Wahai masalah, TUHANku amatlah BESAR!!!
Get out of my way!



Share

[PATHETIC STORY] Part XX - I don't know how to start, but I know how to end very well...

*Due to preparation for an event next week, i will try to use english in this post.
Hope this helps me a lot. :)

==========================================================

This is so much relieving.
Now, I have no burden in my mind anymore.
No  fetter in my heart.
How light it is! :)

Oh... Is this the pleasant of being honest?

Yep, I've told her everything. EVERYTHING!
Including unnecessary stuff that has no meaning to her... hehe

By using short message service, I make an end of all.
It just took about 1 hour to vanish this 2-months-suffer.
If only I used another method of communicate, such as phone or face2face meeting, maybe it would get shorter. haha

BUT, there are some stuffs that I've been regreting 'till now.
At the first part, I already told her that I will be honest. 100% honest.
Yet, the fact was not that honest.
There are some parts that I've been hiding from her.
Especially, the-most-dramatic part of all.
I try to position myself at the lose-side. Being as modest as I could...
I admit, there are some stuffs that keep bothering me when I forced to lie.
I lied due to one goal, she shouldn't feel the pain.
And alhamdulillah, in my opinion, she didn't feel that pain at all. That's the point. :)

I found what i've been looking for: her forgiveness.
I kept at a distance what I've been avoiding: uncertainty.
I got what I've been searching for: her impression of me.

Yet, there is a question I haven't found the answer up 'till now: What makes me got attracted to her???
In fact, I never talk with her more than a minute!
So, how come you chase her like hell???
The answer is curiosity.
And I sure, this curiosity is much different with affection.
I don't know what I've been looking for from her.
I just realise that I filled up with curiosity stuff. That is the only reason why I chase her up.
All I know, this curiosity hasn't been cured.
Perhaps, only time will help me through.

THE POINT OF ALL...
This curiosity is the only reason which drove me this far.
Share