Jumat, 31 Mei 2013

Makna Motto Hidup "Mengalir Seperti Air"

Air Mengalir (copas from here)
Kawan, sering dengar kan ada orang yang berkata seperti ini?

"Hidup itu seperti air yang mengalir. Santai dan nikmati saja setiap waktu yang berlalu."

"Saya tak ingin menggebu-gebu mengejar dunia. Semuanya sudah ada yang mengatur. Jadi biarlah hidup ini mengalir seperti air."

Apa hal yang pertama kali kawan pikirkan tentang cara pandang orang seperti itu?
Yup, mereka menganggap hidup bukanlah sebagai beban.
Hidup mereka mengikuti mainstream.
Dsb.
Yang jelas mereka tidak berambisi untuk sesuatu yang bersifat duniawi.
Terkesan positif, bukan?

Ada yang aneh?
Lalu, apa salahnya punya motto motto hidup seperti air?

Saya bilang: ADA!
Cara pandang hidup seperti air seakan-akan adalah sesuatu yang baik. Padahal kalau kita telisik lebih jauh, maknanya sungguh tak seperti itu.

Sekarang saya tanya...
Bagaimana kondisi air yang mengalir?
Kondisinya bagus. Air yang mengalir menunjukkan bahwa tidak ada penghambat.
Oke, so far masih terkesan baik.
Lalu, ke mana arah air yang mengalir?
Jawabnya pasti ke bawah.

Demikian pula orang yang mengusung motto itu.
Mereka terlihat seperti tak memiliki masalah. Santai, tenang, dan bijaksana.
Tapi yang sebenarnya terjadi adalah mereka tidak punya prinsip diyakini dan diterapkan dalam hidupnya. Mereka memilih untuk menjalani setiap perkara apa adanya. Tanpa ambisi. Tanpa ada keinginan untuk menjadi lebih baik.
They prefer something ordinary. So linear. So flat.
What a life!

Hati-hati dengan motto yang kita pakai dalam hidup, kawan.
Motto itu berhubungan erat dengan niat. Berhubungan dengan apa yang kita cita-citakan. Berhubungan dengan mindset dan cara pandang kita terhadap apapun dalam hidup.
Berbicara mengenai mindset, motto merupakan salah satu metode NLP dalam menanamkan mindset pada otak.

NLP adalah kependekan dari Neuro Linguistik Program.
Cara kerja NLP pada otak sama seperti cara kerja Installer software pada komputer.
Katakanlah software tersebut adalah winamp. Awalnya, software diinstal menggunakan installer. Kemudian setelah berhasil terinstal, software winamp tersebut bisa memutar berbagai jenis musik yang kita punya tanpa. Kita bisa memutar musik menggunakan software winamp yang sudah terinstal, tanpa membutuhkan installer winamp lagi.

Di otak kita, installer software itu salah satunya berupa motto.
Beberapa penggal kata itu kita yakini dan kemudian kita terapkan dalam kehidupan.
Setelah itu semua attitude kita terhadap setiap perkara akan ada penyesuaian terhadap motto secara otomatis.

Peran motto itu penting, kawan.
So, pilihlah motto sejalan dengan cita-cita.
Ambil yang positif dan tinggalkan yang negatif.

Bay de way, motto saya saat ini: Hidup mulia atau mati syahid!
Semoga saya bisa menerapkan seutuhnya dalam hidup. :)
Aamiin. Share

Kamis, 30 Mei 2013

Apa itu Aqidah?

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
(Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang)

Kawan, apa yang ada dalam benak kawan ketika membaca judul postingan kali ini?
Adakah pikiran pertama yang terlintas dalam benak kawan-kawan seperti ini?

Aqidah... Hemm itu pasti tentang akhlak.

Aqidah... EGePe ahh! Masih banyak urusan guwe yang harus dipikirin daripada mikir aqidah.

Aqidah itu... apa ya?

Saya yakin saat ini masih banyak orang yang di KTP-nya beragama Islam tapi tidak tahu apa itu aqidah. Terutama yang di keluarganya tidak ada yang pernah mondhok (tinggal di pondok). Saya bisa yakin karena pengalaman saya pribadi. Keluarga saya, alhamdulillah, banyak yang mondhok. Tapi saya baru paham apa itu aqidah setelah usia saya beranjak 22 tahun. Dan lucunya pemahaman tentang aqidah yang saya dapat tidak berasal dari anggota keluarga yang mondhok tapi dari kegiatan kajian (semacam les/kursus agama) yang diadakan IKADI Surabaya. Namanya KAIFA (Kajian Intensif Fiqih dan Aqidah).

Nah, saya saja yang punya anggota keluarga orang pondokan baru tahu apa itu aqidah setelah usia menginjak 20an apalagi yang dari keluarga non-pondok. Maka saya pikir perlu menuliskannya di sini. Selain untuk memberikan informasi untuk orang lain hal ini bermanfaat untuk diri saya sendiri sebagai pangeling-eling. Kata orang semakin sering menulis, maka kita akan semakin hapal apa yang kita tulis itu. Ya semoga yang saya niatkan itu bisa tercapai semua. Aamiin.

Baiklah, apa yang saya tuliskan di sini kebanyakan saya ambil dari buku diktat KAIFA. Namun saya akan mencoba untuk menuliskannya dalam gaya bahasa saya sendiri agar tidak terkesan terlalu kaku. Biasalah... Kalau pembahasan terlalu 'ke kanan' seringkali pembaca tidak minat untuk membaca banyak-banyak. Khawatir bukan dapat ilmu baru malah tambah mumet. hehe

Oke, monggo langsung saja disantap ilmu barunya.

DEFINISISecara etimologis (bahasa)Aqidah berasal dari kata al-'aqdu yang berarti mengikat/ikatan atau transaksi.
Ikatan seperti halnya makna ikatan pada frase "aqad nikah" yang berarti ikatan pernikahan.
Transaksi seperti halnya makna transaksi pada frase "aqad jual beli" yang berarti transaksi jual beli.
Secara terminologis (istilah)Umum:aqidah adalah percaya dengan yakin (iman), tanpa keraguan sedikitpun kepada sesuatu, baik benar (haq) maupun salah (bathil).
Khusus:aqidah islamiyah adalah iman kepada Allah Ta'ala, dengan meyakini:
  • rububiyah-Nya,
  • uluhiyah-Nya,
  • asma' dan sifat-Nya,
  • iman kepada malaikat-malaikat-Nya,
  • kitab-kitab-Nya, 
  • rasul-rasul-Nya, 
  • hari akhir, dan
  • takdir yang baik dan buruk.
URGENSI
1. Aqidah Islam adalah ruh dan sumber motivasi bagi amal, ibadah dan bahkan kehidupan (QS. Al An'am 6:122, Fathir 35:22). Oleh karena itu setiap muslim semestinya adalah orang yang paling bersemangat dalam menjalani hidup, apapun bentuknya, dalam berkaryam beramal, beribadah dan berjuang. Sementara itu orang yang lemah atau hilang semangat bahkan putus asa di dalam menghadapi ujian kehidupan, pastilah orang yang lemah imannya dan bermasalah aqidahnya.
2. Aqidah islam yang benar, murni dan kuat merupakan perisai terbaik dan benteng pertahanan terkuat terhadap:
  • arus syubhat (pemikiran-pemikiran menyimpang) seputar aqidah islam
  • arus syahwat (godaan hawa nafsu) dalam kehidupan jahiliyah modern saat ini
  • bermacam bentuk ujian dan cobaan yang memang sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tabiat kehidupan sesuai ketentuan sunnatullah (QS. Al Mulk 67:2)
Dua faktor awal (syubhat dan syahwat) adalah dua senjata andalan utama syetan dalam permusuhan besarnya menghadapi hamba-hamba Allah yang beriman.
3. Lebih dari sekadar perisai dan benteng pertahanan, aqidah Islam sekaligus menjadi senjata terampuh dalam melawan serangan ghazwul fikr dengan berbagai syubhat aqidah, ideologi dan pemikiran yang selalu membingungkan, merancukan dan bahkan menyesatkan.
Nah, definisi dan urgensi aqidah di atas sepertinya sudah cukup untuk bekal memahami mengapa aqidah itu penting dalam hidup sebagai muslim. Kalau kita cermati lagi, definisi khusus di atas bisa dibuat lebih simple. Saya pribadi memandang aqidah sebagai nilai-nilai dalam ajaran Islam yang kita yakini.
Dari pengertian tersebut, sebenarnya aqidah bukan hal asing bagi kita. Hanya saja seringkali kita tidak paham akan istilah-istilah yang ke-arab-arab-an.
Pun memahami definisi aqidah juga bukan termasuk dalam kewajiban dalam beragama. Namun apabila mampu memahaminya akan jadi lebih baik. Dalam sudut pandang saya, bila seseorang tahu dan paham hakekat dari suatu ibadah (kaitannya tentang aqidah dan fiqh) maka ketika orang itu melaksanakannya rasanya sungguh berbeda. Rasanya seperti tanpa beban, karena pemahaman bahwa yang dikerjakan adalah sesuatu yang benar bisa menguatkan nilai ibadah seseorang.
Contohnya saja ketika saya kecil dulu, saya tidak paham hakekat mengerjakan ibadah puasa ramadan. Saya waktu itu hanya ikut-ikutan puasa karena orang serumah tidak makan dan tidak minum. Saya merasa seharian hanya dapat lapar dan haus saja. Tapi sekarang setelah saya paham bahwa esensi dari puasa ramadan adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkannya yaitu unsur syahwat (makan, minum, senggama) dan juga emosi maka saya bisa lebih hati-hati dalam menjaga diri.

Apalagi bila sudah ada pemahaman kalau di pada saat puasa kita mengkondisikan diri kita seperti kaum fakir, miskin, dan dhuafa. Saya yakin puasanya akan lebih luar biasa. Intensitas ibadahnya akan berlipat. Karena dengan memahami posisi kaum yang tidak mampu itu, rasa syukur akan muncul dengan sendirinya. Semangat beribadah akan bertambah. Hemm... mantap dah!

Dan saya pikir, hal itu berlaku untuk semua ibadah di agama ini.

Wallahu a'lam bish showab.
(Allah lebih tahu hal yang benar) Share

Minggu, 26 Mei 2013

Hidup seperti Makan di warung

Ahamdulillah. Saya termasuk dari beberapa orang yang beruntung mengikuti ISPS (indosat school of public speaking). Dalam angkatan pertama ini banyak sekali yang saya dapatkan. Tentang bagaimana cara menjadi pembicara di depan umum yang baik. Teknik presentasi, penampilan, behave, tutur kata, dan bahkan intonasi pun dipelajari.
Materinya beragam mulai dari teknik dasar presentasi, powerful presentation, psychology for public speaking, NLP (neuro linguistik program) dan masih banyak lagi yang lainnya. Pematerinya pun sangat berkompeten. Mereka semua adalah pembicara hebat yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun di bidangnya. Dari sekian banyak pembicara ada satu hal yang saya selalu catat. Yakni kata-kata mutiara yang mereka lontarkan ketika mengisi materi.
Saya adalah orang yang mudah termotivasi oleh kalam-kalam mutiara. Saya berniat untuk membagi kalam-kalam yang pernah saya dapat kepada para fakir motivasi. Paling tidak, apa yang saya sampaikan bisa menjadi trigger untuk berubah menjadi insan yang lebih baik. Oleh karena itu di setiap kesempatan bertemu orang hebat saya tak pernah lupa mencatat kalam-kalam super yang keluar dari lidah mereka. Bukankah lidah orang sukses biasanya jarang bohong? :)
Dalam kesempatan ini saya ingin membagikan satu analogi yang cukup bagus dari Mas Fahmi, pengisi materi NLP. Sila disimak.
Hidup seperti makan di warung.
Ada yang makan dulu lalu bayar.
Ada yang bayar dulu lalu makan.
Mau yang manapun boleh.
Tapi satu hal yang pasti: Kita harus BAYAR!
Makna:
Makanan sama seperti kenikmatan; cita-cita; sesuatu yang ingin kita raih; kesuksesan.
Bayar sama seperti konsekuensi; sesuatu yang harus kita tempuh untuk meraih cita-cita.
Manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan yang bisa diambil.
Mau makan dulu bisa. Mau bayar dulu juga bisa.

Mau santai-santai di masa muda bisa. Konsekuensinya tua hidup apa adanya.
Mau berjuang keras di masa muda juga bisa. Konsekuensinya tua hidup sejahtera.

Pilihan ada di tangan kita.
Apapun yang kita pilih mengandung konsekuensi yang harus kita bayar.

Semoga bermanfaat. Share

Jumat, 24 Mei 2013

[Ice Breaking] 3 Hewan yang Merepresentasikan Diri Kita

Pada pertemuan ISPS (Indosat School of Public Speaking) bulan ini saya mendapatkan satu jenis ice breaking yang menarik. Ice breaking ini tergolong simple tapi cukup berkesan. Khususnya untuk saya pribadi. Oleh karena itu layak diabadikan dengan tulisan di sini.
Well, straight to the point aja.
Here is our new ice breaking game!

Deskripsi singkat
Games ini tidak mensyaratkan jumlah korban (peserta games yang berdiri di depan karena alasan dihukum) secara khusus. Satu, dua, empat, tujuh, atau berapapun jumlah orangnya games ini tetap bisa dimainkan. Tapi semakin banyak maka akan semakin menarik karena hasilnya bisa dibandingkan satu sama lain. Bahkan tak hanya korban saja, peserta duduk pun bisa ikut games ini.

Prosedur
1. Minta peserta menyediakan selembar kertas dan alat tulis. Jika ada korban yang berada di depan maka akan lebih baik apabila tersedia papan tulis atau whiteboard untuk menuliskan jawaban mereka.
2. Minta peserta membayangkan 3 hewan yang paling disukai. Apabila ada yang tidak suka hewan, maka paksalah hingga mereka membayangkan hewan mereka. (kuasa ada di tangan pemateri... hehe)
3. Tuliskan nama hewan berdasarkan urutan favorit. Nomor 1 yang paling disuka, dst.
4. Jelaskan esensi dari penyebutan 3 nama hewan ini. Minta peserta merenungkan dan merefleksi diri mereka sendiri.

Esensi
3 nama hewan yang disebutkan merupakan hewan yang sifatnya merepresentasikan bagaimana karakter diri kita.
Hewan pertama merepresentasikan karakter yang kita harapkan.
Hewan kedua merepresentasikan karakter kita sekarang.
Hewan ketiga merepresentasikan seperti apa diri kita di mata orang-orang sekitar kita (teman-teman, kolega, keluarga, dll)

In my case, 3 hewan itu adalah elang, singa, dan ikan koi.
Elang berarti kebebasan, kuasa.
Singa berarti ambisius, watak yang keras.
Ikan koi berarti kedamaian, remeh temeh, tidak spesial.

Lumayan cocok dengan diri saya. Hemm... How's yours? Share