Selasa, 25 Juni 2013

Being Opportunist is Something!

Yeah, it's very true.
Belakangan ini saya jadi salah satu penganut prinsip oportunis.
Menjadi oportunis memiliki dua sisi. Bagai bilah mata pisau.
Opportunities toward us | source
Terkadang kesempatan yang tiba-tiba muncul di depan kita membuat kita merasa "naik kelas". Yang lagi bokek lalu dapet proyek baru, maka dia akan sangat bahagia karena dapat sokongan finansial dari kesempatan itu. Yang lagi nganggur lalu dapet tawaran pekerjaan, maka dia akan merasa tertolong dengan tawaran itu karena membuatnya keluar dari titel pengangguran.
Jadi kaum oportunis seperti ini sangat mengharapkan setiap kesempatan baik datang kepada mereka dengan sendirinya.

But, on the other hand being opportunist is such a bad idea!
Kesempatan yang sudah di depan mata memang sangat menggiurkan untuk diambil. Tak hanya satu dua saja, tapi kalau bisa semuanya. Saya ulangi... Semuanya!
Ambil semua kesempatan yang kita punya akan memiliki efek yang buruk di masa depan.
Contohnya saya sendiri yang sekarang mengambil banyak tawaran pekerjaan membuat peta. Semua yang ditawarkan saya ambil tanpa mempertimbangkan kompetensi dan juga rentang waktu masing-masing pekerjaan. Akhirnya, pada waktu deadline seperti saat ini sayanya yang keteteran.
Ya, benarlah bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Dan saya merasakannya sekarang.

Saya yang selalu senang mengutak-atik peta, pada saat-saat deadline seperti ini, jadi berpikiran bahwa peta itu menjemukan.

Dan ini yang tak kalah penting.
Kerugian lain dari seorang oportunis adalah rentannya kehilangan kesempatan lain yang lebih besar.
Contohnya adalah yang sedang saya alami sekarang. Saya beberapa kali kehilangan kesempatan untuk mengikuti beasiswa S2 karena terlalu fokus kepada pekerjaan freelance saya. Saya kehilangan fokus pada sesuatu yang lebih berharga yaitu studi lanjut. Planning masa depan yang saya buat jadi kacau. Dan entah kenapa, saya jadi kurang yakin untuk mewujudkan visi jangka menengah saya, yaitu studi lanjut.

Meski begitu, saya tetap percaya akan pertolongan dari Allah.
Saya yakin apa yang Allah rencanakan lebih indah dari apa yang bisa saya bayangkan.

Tak ada gunanya menyesali apa yang sudah berlalu.

Mungkin quote berikut sangat tepat untuk kondisi saya saat ini.
”You cannot control what happens to you, but you can control your attitude toward what happens to you.”- Brian Tracy
Share

Kamis, 13 Juni 2013

Update SP1 for ArcGIS 10.1

Berikut link untuk download:
http://support.esri.com/en/downloads/patches-servicepacks/view/productid/189/metaid/1913

Enjoy it, pals! =D Share

Jumat, 31 Mei 2013

Makna Motto Hidup "Mengalir Seperti Air"

Air Mengalir (copas from here)
Kawan, sering dengar kan ada orang yang berkata seperti ini?

"Hidup itu seperti air yang mengalir. Santai dan nikmati saja setiap waktu yang berlalu."

"Saya tak ingin menggebu-gebu mengejar dunia. Semuanya sudah ada yang mengatur. Jadi biarlah hidup ini mengalir seperti air."

Apa hal yang pertama kali kawan pikirkan tentang cara pandang orang seperti itu?
Yup, mereka menganggap hidup bukanlah sebagai beban.
Hidup mereka mengikuti mainstream.
Dsb.
Yang jelas mereka tidak berambisi untuk sesuatu yang bersifat duniawi.
Terkesan positif, bukan?

Ada yang aneh?
Lalu, apa salahnya punya motto motto hidup seperti air?

Saya bilang: ADA!
Cara pandang hidup seperti air seakan-akan adalah sesuatu yang baik. Padahal kalau kita telisik lebih jauh, maknanya sungguh tak seperti itu.

Sekarang saya tanya...
Bagaimana kondisi air yang mengalir?
Kondisinya bagus. Air yang mengalir menunjukkan bahwa tidak ada penghambat.
Oke, so far masih terkesan baik.
Lalu, ke mana arah air yang mengalir?
Jawabnya pasti ke bawah.

Demikian pula orang yang mengusung motto itu.
Mereka terlihat seperti tak memiliki masalah. Santai, tenang, dan bijaksana.
Tapi yang sebenarnya terjadi adalah mereka tidak punya prinsip diyakini dan diterapkan dalam hidupnya. Mereka memilih untuk menjalani setiap perkara apa adanya. Tanpa ambisi. Tanpa ada keinginan untuk menjadi lebih baik.
They prefer something ordinary. So linear. So flat.
What a life!

Hati-hati dengan motto yang kita pakai dalam hidup, kawan.
Motto itu berhubungan erat dengan niat. Berhubungan dengan apa yang kita cita-citakan. Berhubungan dengan mindset dan cara pandang kita terhadap apapun dalam hidup.
Berbicara mengenai mindset, motto merupakan salah satu metode NLP dalam menanamkan mindset pada otak.

NLP adalah kependekan dari Neuro Linguistik Program.
Cara kerja NLP pada otak sama seperti cara kerja Installer software pada komputer.
Katakanlah software tersebut adalah winamp. Awalnya, software diinstal menggunakan installer. Kemudian setelah berhasil terinstal, software winamp tersebut bisa memutar berbagai jenis musik yang kita punya tanpa. Kita bisa memutar musik menggunakan software winamp yang sudah terinstal, tanpa membutuhkan installer winamp lagi.

Di otak kita, installer software itu salah satunya berupa motto.
Beberapa penggal kata itu kita yakini dan kemudian kita terapkan dalam kehidupan.
Setelah itu semua attitude kita terhadap setiap perkara akan ada penyesuaian terhadap motto secara otomatis.

Peran motto itu penting, kawan.
So, pilihlah motto sejalan dengan cita-cita.
Ambil yang positif dan tinggalkan yang negatif.

Bay de way, motto saya saat ini: Hidup mulia atau mati syahid!
Semoga saya bisa menerapkan seutuhnya dalam hidup. :)
Aamiin. Share