Jumat, 06 Juli 2012

Esensi Lain dari Bekerja

Alhamdulillah, hari ini masih disibukkan dengan pekerjaan.
Masih seputar mapping.
Sebuah kesibukan positif.
Menurutku, sibuk yang positif harus disyukuri karena bila waktu ini tak kita isi dengan kesibukan yang baik maka yang terjadi adalah sebaliknya. Kita akan disibukkan dengan urusan-urusan negatif.

Oke, posting kali ini tak bisa panjang karena malam sudah begitu larut dan kebetulan aku baru masuk kamar kos. Baru lembur dari LPPM ITS membuat peta. Rasanya letih + kenyang. =D
So langsung saja ke inti tulisan ini.

Yang mau aku sampaikan dalam tulisan kali ini adalah sebuah kalimat bijak dari Mas Tommy, kenalan baru yang juga rekan kerja di LPPM.
Saat mengerjakan laporan tadi pagi kami sempat sharing tentang bagaimana menjalani hidup sebagai mahasiswa yang mandiri dan harus bisa lepas dari ketergantungan kepada orang tua.
Lalu dari sharing itu aku dapati Mas Tom menyebutkan kalimat yang tak biasa didengar telinga.
Kalimatnya kurang lebih begini:
Bekerja sebenarnya adalah kegiatan untuk mengisi waktu menunggu sebelum waktu shalat tiba. (Mas Tommy)

Awalnya aku pikir kalimat itu biasa saja.
Tapi setelah cukup lama merenung, ternyata maknanya lumayan dalam.
Semoga kawan-kawan juga bisa memahaminya juga.

Share

Kamis, 05 Juli 2012

Persiapan Menyambut Ramadhan

Sekarang sudah memasuki nisfu sya'ban (pertengahan bulan sya'ban), itu artinya tak lama lagi kita akan memasuki bulan ramadhan.
Tinggal menghitung hari.
Inshallah dua minggu lagi kita akan memasuki bulan yang penuh berkah.
Bulan yang suci.
Bulan di mana umat muslim berlomba-lomba mencari kebaikan sebanyak-banyaknya.
Bulan yang senantiasa kita nanti-nantikan sejak sebelas bulan yang lalu.
Semoga kita termasuk umat yang turut merindukan bulan ramadhan. Amin.

Dengan semakin mendekatnya ramadhan, apa yang perlu kita persiapkan?
Dari hasil mentoring perdana dengan Mas Adri, beliau menuturkan bahwa dibutuhkan 5 bekal untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan puasa agar ibadah semakin powerfull.
5 hal tersebut adalah:
  1. fisik
  2. ruhani
  3. ilmu
  4. infak
  5. missing link
Persiapan fisik dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh agar tetap fit selama bulan ramadhan. Hal-hal yang perlu dilakukan diantaranya olahraga rutin setiap hari. Tidak perlu berat, stretching ringan sudah cukup.

Persiapan ruhani meliputi pembiasaan-pembiasaan yang dapat nelatih kita agar ibadah yang kita lakukan selama ramadhan bisa istiqomah. Diantaranya adalah dengan meningkatkan intensitas membaca Al-Quran selama bulan Sya'ban agar semangat yang kita pasang ketika ramadhan tidak menjadi semangat fajar (semangat ibadah hanya pada 7 hari pertama).

Ilmu atau wawasan tentang bulan ramadhan serta seluk beluknya penting untuk kita persiapkan guna menghindarkan kita dari kesia-siaan selama bulan ramadhan. Karena bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, maka sudah seharusnya kita memanfaatkan momen ini untuk memetik faedah dan wawasan keagamaan sebanyak-banyaknya.

Mempersiapkan infak tidak melulu tentang seberapa jumlah uang (harta) yang perlu kita siapkan untuk membantu sesama. Tetapi lebih kepada bagaimana menggunakan harta yang dimiliki untuk menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya. Misalnya dengan uang beberapa ratus rupiah, kita tak perlu melu untuk menginfakkannya. Dengan membelikan air mineral dan membagikannya pada PPT (Para Pencari Takjil) di masjid-masjid, kita sudah mendapatkan banyak pahala, Inshallah.
Ingat sabda Rasulullah SAW,
“Barangsiapa memberi makan berbuka orang yang berpuasa, maka baginya seperti pahala orang yang berpuasa dan pahala orang yang berpuasa itu tidak berkurang sedikit pun.” (HR Tirmidzi)

Ada satu lagi hal lagi yang perlu dipersiapkan oleh umat muslim menjelang datangnya bulan ramadhan. Namun sayang sekali saya lupa, karena pada saat Mas Adri sedang memberikan taujih, saya agak mengantuk. Jadi kurang konsentrasi. :P
Inshallah nanti kalo ingat akan segera saya tambahkan.



Share

Minggu, 01 Juli 2012

Nasehat yang Menguatkan

Hari ini aku mendapatkan dua nasehat dengan tema yang sama. Sama-sama mengingatkan untuk menjaga hati. Nasehat pertama aku dapatkan dari sms salah seorang teman yang juga seorang mentor.
Berikut adalah isi sms-nya dengan sedikit penyesuaian:
Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju ridha-Nya, berSABARlah dengan keISTIQOMAHan. Demi Allah dia tidak datang karena kecantikan, ketampanan, kepintaran, atau kekayaan. akan tetapi Allah yang menggerakkan HATInya.

Jangan tergesa untuk mengekspresikan cinta kepada dia sebelum Allah mengizinkan. Belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untukmu. Siapakah yang lebih mengetahui selain Allah??

Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat-rapat. Allah kan menjawab dengan lebih indah pada saat yang tepat.
Sedangkan nasehat yang kedua aku dapatkan dari tulisan Ustad Felix Siauw di Google+. Berikut adalah tulisan beliau:
1. datangilah ayahnya bukan putrinya | bila benar engkau lelaki, jangan berani maksiat lalu lari #UdahPutusinAja
2. jangan inginkan hubungan tapi enggan ikatan  | bila benar engkau lelaki, ucap sayang itu setelah nikahi
3. meminang wanita dan engkau masih harus yakinkan keluargamu? itu dusta | bila benar engkau lelaki, siapkan baru katakan
4. jangan mengumbar kata-kata bercabang haram sebelum waktunya | bila benar engkau lelaki, kata-katamu adalah nyawamu
5. wanita itu lemah hatinya terhadap manis kata | bila benar engkau lelaki, ringankan kata adalah perkara utama
6. katakan sayang lakukan hal terlarang, ucap cinta yg maksiat dipinta | bila benar engkau lelaki, harusnya engkau malu
7. katamu kau ingin kebaikan untuknya, yang kau lakukan mengambil masa depannya | dusta, itulah satu-satunya yang kau ajarkan
8. kau katakan kau serius, bagiku itu hanya tipudaya | serius itu menikahi, dan tiada keseriusan selain itu
9. memulai pinangan yang belum kau siapkan untuk akhiri adalah bohong | ibarat tak miliki uang namun mau memborong
10. katamu pacaran adalah penjajakan sebelum menikah | yang ada engkau mencoba-coba karena takutkan nikah
11. masa depan Muslimah yang kau jadikan mainan? | bila yang taat sejak awal saja mungkinkan sulit, apalagi yang dari awal maksiat?
12. tak perlu risau ambil keputusan, banyak Muslimah shalihah | dunia takkan pernah kehabisan mereka, yakinlah #UdahPutusinAja
13. "dia nggak mau aku putusin" | sejak kapan taat perlu izin manusia? sudahi maksiat sudah Allah perkenankan, itu cukup #UdahPutusinAja
14. "semenjak bersamanya aku rajin shalat, itu kan positif?" | #UdahPutusinAja dan berlatihlah bahwa shalat dan taatmu karena Allah semata
15. "aku pacaran positif kok" | bila ada pacaran yang positif, tentu ada pula neraka positif #UdahPutusinAja
16. "cuma pegangan tangan kok" | begitulah mengawali zina, semudah "cuma pegangan tangan" #UdahPutusinAja
17. "pacaran itu tergantung orangnya" | semua wanita yang hilang pusakanya, awalnya berkata begitu #UdahPutusinAja
18. "jangan suudzann, pacaran belum tentu begitu" | bukan berprasangka, tapi melihat yg buruk, mungkin yang tak terlihat lebih parah?
19. "mas, sy siap nikah, TAPI blm cukup duit, ortu blm setuju, kuliah blm lulus, blm kerja blm ada yg mau, blm yakin?" | *terdiam sy -_-
20. bila memang belum siap, #UdahPutusinAja | itulah langkah ksatria yang bisa kau ambil | bila engkau memang lelaki
Dengan datangnya nasehat-nasehat ini kepadaku, aku merasa semakin yakin bahwa prinsipku sejak SMA dulu (pacaran setelah menikah) memang sudah benar. Aku sudah berjalan di jalan lurus-Nya. Yang perlu aku lakukan sekarang adalah bertahan dari segala godaan yang ada di lingkungan sekitarku.
Bismillah...
Semoga Allah tetap menguatkan.
Share

Jumat, 29 Juni 2012

Perbandingan M dan T

Mendekati bulan Juli aku semakin disibukkan dengan kegiatan drafting peta.

Bukan untuk tugas akhirku melainkan untuk orderan tugas akhir dari kenalan lain jurusan.
Oke, karena jumlah semesternya nambah 1 dari rencana awal konsekuensi pun jadi bermunculan.
Biaya semester sembilan otomatis harus ditanggung sendiri.
Ini artinya mulai sekarang aku harus mencari sesuap nasi untuk anak istri di rumah. Eh salah... Maksudnya aku harus mencari sumber penghasilan baru.
Targetnya sederhana: cukup untuk membayar SPP dan kebutuhan bulanan (mulai semester baru).
Maka sudah aku putuskan setiap kali ada tawaran job bikin peta tugas akhir atau proyek, aku usahakan untuk menjawab YES!
Jadilah aku yes-man sekarang. :P

Orderan kecil-kecilan pun aku samber.
Dari drafting peta untuk tugas akhir alhamdulillah dapat beberapa ratus M.
Sumber: google gambar
Jumlah yang relatif kecil sebenarnya bila dibandingkan dengan drafting peta untuk proyek pada umumnya.
Jika dibandingkan dengan proyek yang pernah aku kerjakan dulu nilainya bisa mencapai beberapa T.
Tapi untungnya perbandingan nilai M dan T dari yang sangat mencolok itu tak menyurutkan langkahku untuk memenuhi target.
Dipandang dari positive side-nya, dengan mengerjakan drafting peta tugas akhir sebenarnya aku mendapatkan pengalaman baru dalam menyelesaikan kasus-kasus pemetaan. Selain itu aku juga bisa menambah acquintance. Dengan kata lain networking tambah luas. :D
Dan masih ada nilai plusnya, yaitu nambah tabungan amal karena membantu orang yang membutuhkan pertolongan adalah perbuatan baik yang disenangi Allah.
Orang yang sedang mengerjakan tugas akhir sudah pasti menghadapi momen-momen yang penuh dengan kegalauan (pinjam bahasanya Pak Mario Teguh).
Dan orang galau adalah orang yang sangat perlu dibantu oleh orang yang tidak galau.
Karena aku sudah tidak ada lagi beban tugas akhir maka akulah orang yang tidak galau itu.
Maka saat inilah aku merasa menjadi hero mereka!
(Bangga di saat yang salah :P)


Tapi bagaimana pun senang rasanya bisa bermanfaat buat orang lain.
Jadi ingat kata-kata bijak yang marak beredar di pasaran sekarang:

"Jangan minta kemudahan dulu baru kemudian membantu orang lain.
Tapi bantulah orang lain, maka kamu akan dimudahkan." (Anonim)

Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).

Konklusi:
Tulisan ini hanya berisi curhatan tentang nominal M dan T yang sebenarnya tak begitu penting dibahas. Penggunaan istilah M dan T pun cuma eksagerasi agar timbul kesan dramatis.
Makanya pembaca disarankan lebih baik tidur saja daripada membaca ini!
Selamat tidur.
Semoga mimpi indah. ;)

#SalamAbuAbu Share

Rabu, 27 Juni 2012

Bangkit!

Beberapa hari terakhir kami disibukkan dengan kegiatan mencari-cari informasi tentang angkringan.
Semua tentang tempat belanja barang pecah belah cangkir dan ingke kami cari-cari.
Pikulan juga.
Ya searching di internet, ya survey langsung ke outlet barang unik.
Sampe survey ke Mirota di Jalan Sulawesi kami jabanin juga.
Semuanya demi cita-cita bersama kami: membuka usaha angkringan sebelum ramadhan tiba.

Alhamdulillah semangat menjadi pengusaha masih mengalir deras dalam aliran darah, dan sirkulasi darah itu berlanjut ke otak sehingga secara tak sadar telah menstimulus tubuh untuk berusaha lebih dari sebelumnya.
Semoga tetap bisa istiqomah.
Amin.

Kemarin: Yaah... Gagal.  Alhamdulillah... Belajar.
Sekarang: Yeaah! Bangkit!

Bismillah. Share

Metamorfosis

Sebulan sudah terlewat. Terlewati begitu saja. Gamang.
Sebulan lalu aku mendapati sebuah keputusan yang mengubah diriku. Keputusan yang bernada kegagalan namun sebenarnya banyak hikmah.
Terlalu pahit untuk dirasakan namun sangat manis bila mampu menyadari hikmah yang tersembunyi. Dan selama sebulan ini aku telah berhasil mengubah rasa pahit itu menjadi manis, Inshallah.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari semua ini. Ingin sekali aku tuliskan semuanya di sini, ingin kubagi pengalaman ini kepada dunia. Tapi mungkin tidak sekarang dan tidak dengan posting ini karena akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menuliskannya daripada menyadari hikmahnya.
Satu hal yang pasti, kegagalan ini bukan semata-mata hukuman yang diberikan Allah atas kelalaianku. Lebih mulia daripada itu, kegagalan ini adalah untuk membentuk (reshaping) diriku yang sesungguhnya. 

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Inshallah rencana Allah untukku adalah yang terbaik. Aku tak akan menggugat apapun yang digariskan-Nya. Aku percaya Allah ingin mengubah cara pandangku terhadap dunia dengan cara yang paling elegan.
Keep moving forward!
Bismillah.




Share

Minggu, 20 Mei 2012

Seharusnya Cinta

Cinta itu seharusnya menyejukkan
Tak seharusnya cinta menyakitkan
Tak seharusnya cinta menyayat hati
Tak seharusnya cinta memaksa diriku..
Masuk ke dalam kubang derita

Cinta itu seharusnya milik berdua
Tak seharusnya cinta itu berego
Tak seharusnya cinta itu dirampas satu
Tak seharusnya pula cinta dibagikan rata..
Pada tulang rusuk yang berbeda

Oh cinta...
Sampai kapan dirimu bertahan
Apakah kini satu hati tak cukup mengobati...
Dahaga rindu bagi pecinta sejati?

Cinta cinta cinta...
Cintaku kini redup berpendar
Cintaku nanti kuharapkan berpijar
Semoga saja...


Alhuda
20 Mei 2012


Share

Gadis Berjilbab

Hatiku tergetar melihatnya
Sosok yang anggun itu
Bola matanya bundar bersinar
Pandangannya penuh oleh kesyukuran
Oh batinku teduh seketika itu

Rona mukanya bercerita
Usianya sudah matang
Tanda bahwa ia siap membangun bahtera
Hanya perlu menanti sang nahkoda menjemputnya

Berdiri ku disampingnya
Tapi kini..
Memandangnya pun aku tak kuasa
Hati ini gerimis
Menahan asa yang tak berkemungkinan
Membendung cita yang tak diniatkan

Seandainya diriku...
Tak punya rasa iba
Tak mau tau deritanya
Dan acuh segala rasa
Mungkin aku sudah membawanya serta



Alhuda
20 Mei 2012
Share

Reportase Tour de Bromo (part 1)

KTP, begitulah kami menyebut diri kami. Entah dari mana kami dapatkan nama itu. Mungkin terilhami langsung dari atas langit. Hehe
Dalam komunitas ini kami memiliki visi dan misi yang mulia.

Visi:
Sebagai wadah bagi biker PWK untuk lebih mencintai Indonesia.

Misi:
  1. Brotherhood (internal + external)
  2. Jelajah Nusantara
  3. Pengabdian masyarakat

Dari sinilah kami membangun jaringan dan menemukan keluarga baru.

KTP (Komunitas Touring Planologi) pada touring kedua memilih Bromo sebagai destinasi. Setelah sebelumnya melibas Coban Rondo dan Kawasan Batu, kawan-kawan tertarik dengan track yang lebih menantang dengan jarak yang lebih jauh. Lalu disepakatilah Gunung Bromo sebagai the next destination dengan pertimbangan banyak member KTP yang belum pernah ke sana.
Persiapan pra-keberangkatan dimulai seminggu sebelumnya. Mulai dari persiapan personal terkait perizinan ortu sampai pengecekan motor masing-masing.

Di sini ada yang lucu..
Ketua KTP justru tak bisa ikut touring karena terkendala izin dari ortunya. Sangat disesalkan!

Masih tentang perizinan ortu.. Ada juga yang dilarang berangkat hanya karena gosip.

"Nah lo?! Gimana ceritanya tuh??"
"Sabar sabar.. Begini ceritanya..."

Jadi ada salah satu member KTP, dia cewek, sebut saja dia Bunga.

"Haha, kayak di berita kriminal aja ya.."

Si Bunga ini menuturkan kalo ibunya gak jadi mengizinkan (sebelumnya diizinkan) dia berangkat karena ada tetangganya cerita kalo sebelumnya Gunung Bromo sudah makan korban. Korban dilaporkan gak bisa diketemukan sampai saat ini. Dan korbannya itu hilang naik motor.
Nah, makanya Si Bunga tak dibolehkan berangkat kalo gak pake mobil.

"Jiaah, sejak kapan touring pake mobil?"
"Makanya itu kaan... You get the point kan sekarang? hehe"

Emang kalo perizinan kaya gitu ortu punya hak prerogatif.
Tak bisa diganggu gugat.
Di sini member dituntut harus punya lobbying skill yang mumpuni biar bisa dapet izin buat berangkat touring.

Sementara itu persiapan komunal meliputi indentitas komunitas dan juga perlengkapan bersama meliputi light stick.
Identitas komunitas bisa dilihat dari logonya.
Logo awal dapet masukan dari salah satu member senior yang jomblo, Mas Grandong.

Logo Awal

Logo "entup tawon" ini punya filosofi tersendiri:- sayap 36 merepresentasikan PWK yang berkode jurusan 36
- filosofi hidup komunitas dilambangkan dengan hewan tawon dipilih karena mereka hidup berkoloni dengan berlandaskan hidup gotong royong mbangun jembatan #eh
- gerigi teknik menunjukkan bahwa member komunitas ini adalah para montir dan teknisi bengkel (becanda)
- tulisan Observasi - Koordinasi - Eksekusi menggambarkan kegiatan sehari-hari planner

Logo itu udah dibuat sejak lama. Sejak zaman penjajahan.
Tapi karena anggotanya sibuk perang makanya disimpen terus dan baru sekarang diekspos ke media.
Begitu diekspos keluar, kawan-kawan merasa logo itu perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Akhirnya oleh member yang masih berjiwa muda logo itu digubah.
Beginilah penampakan logo KTP setelah dilakukan penyesuaian di sana sini.
Logo Baru
Meski banyak yang berubah, namun filosofinya tak banyak yang beda:
- filosofi yang paling ketara adalah masih terdapat kode 36 dalam logo, yakni 3 pada bagian garis perut dan 6 pada garis di sebelah kanan roda teknik.


Untuk sementara segini dulu aja reportasenya.
Cerita pas di Bromonya aku tulis pada part 2 nanti.
Maklum foto-foto di TKP belum masuk ke meja redaksi.. hehe

Share

Minggu, 13 Mei 2012

AKHIR HAYAT PENGGEMAR MUSIK DAN PENCINTA AL QUR'AN (kisah nyata)

Saya ambil dari share seorang teman di facebook.
Tulisan ini adalah tulisan yang membuat saya meneteskan air mata dalam dua bulan terakhir.
Ahh, sungguh futur saya ini.. Dalam rentang dua bulan hati ini seakan mati rasa.
Tak menangis karena rindu Illahi dalam jangka waktu selama itu membuat batin terasa kaku.
Alhamdulillah, dengan membaca kisah ini bisa kembali tersadar.

Semoga kita tetap menjadi orang yang cerdas, yang selalu ingat dengan kematian :)



Kisah Nyata: AKHIR HAYAT PENGGEMAR MUSIK DAN PENCINTA AL QUR'AN
Saif Al Battar

Senin, 21 November 2011 16:58:12

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri: “Alangkah sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar mengherankan!”
Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan…Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada Allah.Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasihat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.
Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.
Di sana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Pekejaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi.
Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak.
Aku bingung dan sering melamun sendirian…banyak waktu luang…pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh…tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentult penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol…tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengalihkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil daIam kondisi sangat kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.
Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.
Ucapkanlah “Laailaaha Illallaah…Laailaaha Illallaah…” perintah temanku.
Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding.Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat…Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat.
Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi… keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.
Tak ada gunanya…
Suara lagunya semakin melemah…lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak… keduanya telah meninggal dunia.
Kami segera membawa mereka ke dalam mobil.
Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah pun. Selama pejalanan hanya ada kebisuan, hening.
Kesunyian pecah ketika temanku memulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su’ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata: “Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia”. Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.
Perjalanan ke rumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat.
Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat kusyu’ sekali.
Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu.
Aku kembali pada kebiasaanku semula…Aku seperti tak pemah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pemah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.
Kejadian Yang Menakjubkan… Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu…sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku.
Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota.
Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itu pun langsung tersungkur seketika.
Aku dengan seorang kawan, -bukan yang menemaniku pada peristiwa yang pertama- cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapatpenanganan.
Dia masih muda, dari tampangnya, ia kelihatan seorang yang ta’at menjalankan perintah agama.
Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.
Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an…dengan suara amat lemah.
“Subhanallah! ” dalam kondisi kritis seperti , ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran? Darah mengguyur seluruh pakaiannya; tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati.
Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan suaranya yang merdu. Selama hidup aku tak pernah mendengar suara bacaan Al Quran seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian: “Aku akan menuntun membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu… apalagi aku Sudah punya pengalaman,” aku meyakinkan diriku sendiri.
Aku dan kawanku seperti kena hipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur’an yang merdu itu. Sekonyong-konyong tubuhku merinding menjalar dan menyelusup ke setiap rongga.
Tiba-tiba suara itu berhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, detak jantungnya nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meninggal dunia.
Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah wafat. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis, air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.
Sampai di rumah sakit…
Kepada orang-orang di sanal kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata. Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya.
Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah, semua ingin ikut menyalatinya.
Salah seorang petugas tumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantarkan jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari Senin. Di sana, almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika tejadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.
Bila ada yang mengeluhkan-padanya tentang kejenuhan dalam pejalanan, ia menjawab dengan halus. “Justru saya memanfaatkan waktu perjalananku dengan menghafal dan mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, juga dengan mendengarkan kaset-kaset pengajian, aku mengharap ridha Allah pada setiap langkah kaki yang aku ayunkan,” kata almarhum.
Aku ikut menyalati jenazah dan mengantarnya sampai ke kuburan.
Dalam liang lahat yang sempit, almarhum dikebumikan. Wajahnya dihadapkan ke kiblat.
“Dengan nama Allah dan atas ngama Rasulullah”.
Pelan-pelan, kami menimbuninya dengan tanah…Mintalah kepada Allah keteguhan hati saudaramu, sesungguhnya dia akan ditanya…
Almarhum menghadapi hari pertamanya dari hari-hari akhirat…

Dan aku… sungguh seakan-akan sedang menghadapi hari pertamaku di dunia. Aku benar-benar bertaubat dari kebiasaan burukku. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosaku di masa lalu dan meneguhkanku untuk tetap mentaatinya, memberiku kesudahan hidup yang baik (khusnul khatimah) serta menjadikan kuburanku dan kuburan kaum muslimin sebagai taman-taman Surga. Amin…
(Azzamul Qaadim, hal 36-42)

Sumber : [“Saudariku Apa yang Menghalangimu Untuk Berhijab”; judul asli Kesudahan yang Berlawanan; Asy Syaikh Abdul Hamid Al-Bilaly; Penerbit : Akafa Press Hal. 48]...(foto:tyothebronew.bsc)
Share

Rindu yang dulu

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 2.40 WIB.
Sudah terlalu larut bagiku untuk tidur. Takut tak sempat ikut jamaah shalat subuh di masjid fajar nanti.
So, aku usahakan untuk tak tidur sekalian pagi ini.
Yaah pengen ngerasain nikmatnya begadang lagi. Udah lama gak begadang rasanya rindu juga ya masa-masa kepepet garap proyek. hehe

"Hemm.. rupa-rupanya lagi banyak garapan nih?"
"Haha.. gak juga. Temen-temen ada yang butuh bantuan bikin peta buat skripsi, kasian kalo gak dibantuin :)"

"Okelah, walau lembur yang penting tetap semangat! :D"
"InshAllah... Dengan niat lillahi ta'ala, semuanya jadi terasa enteng dikerjakan :D"

Sip, yang penting udah ngepost lah.. hehe
Sekarang lanjut lagii garapnyaa.. :D




Share

Kamis, 03 Mei 2012

Malu

Kemarin adalah tanggal 1. Dan seperti biasa, aku didera penyakit yang luar biasa berat (in my case). Penyakit itu bernama MALU.
Di awal bulan selalu ada transferan uang. Jatah dari 'rumah'.
Setiap dapat kiriman dari ayah, bukan bahagia yang membuncah. Justru rasa malu yang aku rasakan.
Di usia yang produktif ini aku masih belum mampu 'mentas'.
Geregetan juga sering aku rasakan. Geregetan karena sampai sekarang masih belum bisa menghasilkan apa-apa. Belum bisa membanggakan ibu ayah.
Ingin melompat tinggi namun terkadang merasa seperti berada dalam tempurung.
Ingin bilang "Buk, yah.. mulai saat ini saya tidak perlu dikirimi lagi. Inshallah saya sudah bisa mandiri." Tapi rasa takut dan khawatir akan kekurangan lebih sering menyapa.
Kenyataan ini menyadarkanku bahwa aku masih belum siap memberi 'makan anak orang'. Lha wong untuk makan sehari-hari aja masih dijatah orang tua kok mau ngasih makan anak orang.
Ahh, sungguh dilematis.

Dilihat dari sisi positif.
Alhamdulillah..
Paling tidak untuk saat ini semangat berkarya dalam diri masih ada.
Kalau sekarang belum bisa, tak apa. Yang penting terus berusaha.
Nanti akan ada saatnya mereka akan bangga padaku.
Aku akan coba lebih fokus. Walaupun kata 'lebih' masih terkesan relatif, tapi aku akan upayakan yang terbaik.
Untuk saat ini, fokus adalah jawaban atas segala pertanyaan.
Bismillah.



Share

Senin, 30 April 2012

Fokus.. Fokus.. Fokus!

Alhamdulillah, pagi ini bisa bangun sebelum subuh. Sesuatu yang tak kulakukan selama sepekan terakhir. Bukan karena tak mau, tapi tak bisa. Yaah, karena ini dan itu yang bikin aku jadi susah melek pagi hari.

"Aah, alasan aja! Bilang aja kalo males bangun.."
"Ya gak gitu. Beneran.. Pengennya tu bangun subuh tiap hari. Siapa sih yang gak mau dapet energi positif seharian??"
"Energi positif apaan?"
"Loh, gak tau yaa. Orang yang bangun sebelum subuh itu dapet sesuatu yang gak didapet sama orang yang telat bangun. Salah satunya adalah energi positif. Orang yang bangun saat fajar itu dapet kekuatan atau dorongan yang bisa bikin semangat seharian. Gak percaya?? Makanya bangun pagi doong! =D"

Orang yang bangun saat fajar itu dapet kekuatan atau dorongan yang bisa bikin semangat seharian.

Nah, dialog itu adalah percakapan antara sisi baik dan sisi buruknya penulis. Yaa boleh dibilang angel vs demon lah. Tapi ini tak tampak. Hehe
Perang batin yang serunya tak kalah dari perang salib. Tapi teteep.. tak tampak =P
Hanya penulis dan Allah saja yang tau. Wuoo..

Balik lagi ke bangun pagi!
Emang sih, bangun pagi itu sesuatu yang susah susah gampang. Ini semua tentang kebiasaan aja. Dan kebiasaan itu bukan hal yang bisa dibentuk secara instan. Butuh proses meen!
Kesulitan mengubah kebiasaan itu kalo boleh dibilang emang tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi ya tak sesulit memindahkan gunung. Jadi pada intinya kembali ke diri kita sendiri.
Kesulitan mengubah kebiasaan itu kalo boleh dibilang emang tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi ya tak sesulit memindahkan gunung.
"Iyaa, tau. Trus, hubungannya sama judulnya yang fokus apaan?"

Iya ada laah. Sabar, pasti dibahas kok.
Karena muatan tulisan ini adalah hak prerogatif penulis, maka isinya boleh apa aja. Termasuk curhat.

"Kasiaan.. Ini pasti gara-gara gak punya orang yang bisa diajak curhat yaa. Makanya curhatnya di blog??"
"Gak laah.. Gue cuma pengen berbagi cerita ajaa di sini. Jadi gak ada hubungannya sama yang lain. Paham?!"
"Iya ah, bawel. Lanjutin sono ceritanya. Belum kelar juga.. Hemm"
"Shut up and take my punch! Kan situ yang mulai tadi. Huh gimana sih!"

Tuh kan gak fokus..
Emang ya, orang yang susah fokus itu bakal keliatan dengan jelas dari tulisannya.
Balik lagi ke curhat.. Jadi intinya aku pengen ngasih tau semua orang di dunia kalo kebiasaan bangun pagiku itu susah aku lakukan karena aku kurang fokus. Terlalu banyak hal yang dikerjakan setiap hari. Dan tiap hari minimal jam 12 malem baru selesai dikerjakan. Setelah itu ngerjain ini dan itu di kosan. Lalu baru tidur sekitar jam setengah 2. Begituu terus tiap hari selama sepekan terakhir. Makanya bangunnya telat terus. Subuhnya telat terus. Huhuuu.. Itu yang sebenernya bikin nyesek.

"Ahh alasan aja!"
"Loh, ini beneraan."
"Terlalu banyak hal yang harus dikerjakan?? Masa sih.. Palingan juga karena tak tau apa yang harus dikerjakan makanya gak efisien waktunya.. Hemm"
"Glekk.. Yaa itu juga bener sih --' "

Gak tau karena fokusnya terlalu banyak atau malah gak punya fokus sama sekali, makanya waktu seharian yang 24 jam itu gak bisa dioptimalkan.
Dalam 24 jam temen-temenku udah banyak yang 'lari'. Sementara aku, selama ini masih merangkak. Bahkan ndlosor!
Mungkin emang bener kalo musuh besar golongan darah B salah satunya adalah fokus.
Kalo fokus itu diumpamakan sebagai sesosok manusia, mungkin dialah orang yang pengen aku taklukan saat ini.
Kalo fokus itu diumpamakan sebagai sesosok manusia, mungkin dialah orang yang pengen aku taklukan saat ini.

Yasuda lah, dicukupkan saja nulisnya.
Harus balik lagi ke dunia nyata nih..
Mengeset ulang fokus dan menyeting diafragma biar gambar yang dihasilkan bisa maksimal.

"Hemm.. Berfilosofi lagi nampaknya.."
"Iya dong biar gaya.. Biar dapet gengsi.. Gengsi kan mahal harganya.. Hehe"

Yah, pokoknya itulah ya..
Semoga tulisan yang berantakan ini punya value yang bisa dipetik =)



*Btw, sekarang mau nyoba nerapin cara nulisnya bang Ippho.
Sederhana tapi bermakna..
Berkah dan berlimpah..

Share

Minggu, 08 April 2012

Lagi-lagi, Naas

Malam ini, sekali lagi, aku mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Dan sekali lagi aku mendapatkan pelajaran itu dari... KECELAKAAN MOTOR!
Mungkin untuk posting kali ini tak perlu aku tampilkan banyak tulisan.
Langsung saja aku pajang dokumentasi berupa fotonya.
Biarkan gambar yang berbicara. Karena a picture means a thousand words :)
Semoga menghibur. hehehe

Lecet :(
Lecet lagi si Meggie..
Terakhir kali jatuh di bunderan dolog, yang kena sebelah kiri.
Kali ini sisi kanan yang kena. huhuhu

Walau luka yang penting tetep cool :D


Awal-awal ga sadar kalo ada luka yang menganga... hemm
Beberapa jam setelahnya baru terasa ada yang aneh dengan body.
Bahu kanan atas terasa berat untuk digerakkan. Sekedar memasukkan kunci ke kantong jaket pun rada kesulitan. Ambil dompet di saku celana belakang juga begitu.
Jari tangan sebelah kanan perih.
And the worst part of all is my KNEE. Semacam ada lubang gede di sana. Mungkin kalo ada kutu berjumlah 10 ekor, mereka udah maen futsal di lubang itu. hahaha



Baru nyadar kalo parah :O
Rasanya tak separah keliatannya kok.
Cuman geli-geli gimanaa gitu =P
*Sampai ditulisnya posting ini (2 jam setelah kejadian), darah di dengkul terus mengucur... Oh!

=========================================================

Yah, itulah tadi hiburan dari saya hari ini.
Ada beberapa poin yang bisa kita ambil pelajaran:
  1. Kalo adzan berkumandang, segeralah dirikan shalat. Sore tadi ketika adzan maghrib disuarakan, aku malah kabur dari masjid buat ngembaliin motor temen. Jadi aku pikir kecelakaan ini ada hubungannya sama perbuatanku menunda shalat itu.
  2. Selalu bersyukur atas apa yang diberikan Allah. Mungkin ini cuma peringatan kecil untukku, karena akhir-akhir ini aku lebih sering memikirkan hal-hal duniawi. Kurang mensyukuri nikmat yang diberikan.
  3. Ibu. Tiba-tiba aku teringat sosok ibu. Kalo pas keadaan seperti ini beliau pasti ada di sampingku. Membersihkan luka dan memperbannya. Dengan sabar beliau men-damu (meniup-niup) luka menganga itu hingga terasa amat dingin dan menyejukkan. Oh, aku butuh ibu sekarang.. Atau paling tidak, aku butuh seseorang dengan sosok yang mirip beliau. :*
  4. Safety first. Deker, aku baru sadar kalo seorang kapten touring sangat membutuhkannya.
  5. Sedekah. Mungkin agak jauh nyambungnya, tapi aku percaya ini ada hubungannya.

Udah segini aja!

Share

Rabu, 04 April 2012

Hari ter-KOPLAKK :D

Kemarin adalah hari terkoplak sepanjang tahun 2012. Banyak sekali hal-hal konyol yang terjadi. Dari pagi hari sampai malam, kejadian demi kejadian, hingga pagi ini tetap membekas di pikiran .
Okehh... (dengan suara khas Alen yang bernada berat)
Langsung saja dicicipi suguhan koplak dari saya... hehe

1. Motor yang terluka
Entah kenapa akhir-akhir ini aku jadi orang yang ignorant. Aku agak cuek dan tak peduli dengan lingkungan, termasuk barang-barang yang kupunya.
Barang-barang di kosan bisa jadi cerminan. Mereka berantakan!
Sepeda ontelku juga tak pernah terurus lagi. Mangkrak!
Motor, yang setiap hari aku tunggangi juga begitu. Perhatianku terhadapnya sekedarnya saja. Sebatas memperhatikan penampilan luar. Kalo udah keliatan bersih ya aku biarin. Kalo kotor aku lap. Udah.. Gitu aja.
Kalo ada apa-apa sama mesin de el el aku tak tahu menahu.
Kaya kemarin itu, rantai kendor pun aku tak sadar. Aku tetep pacu si Meggie seperti biasa. Manuver-manuver tajam juga tak lupa aku lakukan. Miring kanan.. Miring kiri.. Jumping depan.. Jumping belakang.. Semmuanya!!
Tapi ada yang aneh pas motor dipacu miring.. Ada suara "klotak-klotak" yang tak enak didengar.. Tapi aku biarkan saja. Aku cuek.
Naah, setelah dari BNI ITS aku hendak ke kampus PWK. Begitu mau belok di depan kantin pusat suara itu muncul kembali dengan intensitas yang luar biasa tinggi. Sekitar 100an desibel (suara apaan tuh??!).
Belum sempat aku tengok.. Ehh, malah macet duluan.
Begitu aku cek, ternyata... Oh My... RANTAI!!

Ketika aku sadari, semuanya sudah terlambat.
Nasi sudah menjadi bubur. Buburnya bubur ayam. Silahkan dimakan selagi masih hangat. (lohh?? =P)

Setelah itu, yang terjadi hanyalah kebingungan dan kebingungan. Dan sialnya lagi aku tak siap tool kit!
Alhamdulillah ada tukang parkir matematika yang baik hatinya mau nolong orang yang sedang merana ini... huhuu (lebay)
Selesai diberesin lossnya langsung aku larikan ke tempat servis terdekat.
Dan ini adalah penampakan kerusakan dan lecet-lecet si Meggie :'(

Uhh.. Si Meggie jadi lecet-lecet :(
Setelah dibengkelin, aku langsung sadar kalo persiapan tool kit itu penting. Jadi sehabis dari bengkel aku langsung nyari tool kit itu di toko perkakas depan swalayan Mawaddah, Keputih.
Okehh..
Setelah ini aku siap menghadapi kerusakan macam apapun! Yossh!!! :D

2. Munculnya Shaun The Sheep di Kampus PWK
Cerita lengkap akan disajikan nanti kalo udah rada nganggur. Sekarang upload penampakannya aja dulu.. hehe

Kosek the Sheep



3. Jobdesk terberat!!
Cerita menyusul...

4. Introspeksi diri
Sementara ini dulu lah.. hehe

Al: yas, lagi ngerjain apa?
D: itu, ngerjain sama bos gozali..
Af: kok mau sih disuruh gozali??
D: justru aku yang nyuruh gozali mas..
Af: naah, kamu kok mau sih disuruh2 cewe go??
G: (nyengir)
Af: (diam bentar) (liat kiki) lohh, aku kok mau juga ya disuruh cewe??? (banting mouse)



*Not completed yet Share

Sabtu, 24 Maret 2012

Beberapa pasang mata

Beberapa pasang mata seakan mengintai sosokku
Aku tak yakin apa arti pandangan mereka terhadapku
Mata mereka bagai mata elang yang mengincar kelinci, tajam
Aku tak kuasa menepisnya satu-satu
Mereka ada banyak

Aneh memang...
Kadang aku merasakan kehangatan ketika mata kami bertemu, sebagian saja, tak semua
Sebagian lagi sepertinya adalah pandangan penuh harap, yang tak kunjung mendapat jawaban atas semua pertanyaan
Pikiranku melalangbuana hanya untuk menerka apa arti dari setiap pandangan yang mereka lempar kepadaku
Ketidakpastian sudah jadi hal lumrah dalam diriku
Kendati aku ingin sekali merubah itu semua, dari ketidakpastian menjadi penuh kepastian

Jika harus jujur...
Aku bisa saja mengungkap semuanya
Tapi aku ragu tak ada yang sakit hati nanti
Karena semua serba paradoksal, hukum keterbalikan berlaku
Yang kemarin aku kejar, tak sepenuhnya aku inginkan
Yang kemarin aku hindari, tak sepenuhnya aku benci

Sekarang yang terpenting adalah mengakhirinya
Aku tak seharusnya diam
Diam bukanlah suatu cara yang menyelesaikan
Mungkin memang harus digerakkan...
Tunggulah sebentar lagi...

Share

Kamis, 22 Maret 2012

Keyakinan yang Dikuatkan

Kemarin aku mengikuti kuliah tamu (kultam) yang diadakan oleh prodi kami, PWK. Kultam itu adalah ide dari kaprodi kami yang baru yang memiliki pemikiran visioner. Kultam yang rencananya akan diadakan secara series itu aku lihat sebagai bentuk perhatian dan kepedulian kaprodi baru untuk memotivasi mahasiswanya. Dan bagiku, acara semacam itu sangatlah berarti bagi mahasiswa yang belum tahu akan "berjalan" ke mana. Dan aku rasa aku adalah salah satu dari "golongan tak tahu arah" itu.

Satu hal yang selalu aku rasakan ketika aku mengikuti kegiatan motivational seperti ini. AKU SELALU MERASA KERDIL! Selalu...
Setiap kali ada pembicara yang memiliki latar belakang hebat, aku selalu membandingkannya dengan diriku. Mereka biasanya adalah mahasiswa atau mantan mahasiswa yang dulunya tak punya apa-apa lalu dengan gigih berjuang menggapai mimpi-mimpi mereka. Dan di akhir kisah, mereka berhasil menggapai mimpi yang mereka pernah tuliskan dulu. Mereka meraih sukses mereka sendiri.

Aku tak pernah merasakan hal lain selain IRI pada mereka semua. Seringkali aku hanya bisa menyalahkan keadaan. Menyalahkan waktu. Menyalahkan lingkunganku. Padahal tak ada yang salah dengan itu semua. Yang salah sebenarnya adalah aku sendiri. Oleh karenanya, aku sering geram pada diriku sendiri karena tak sanggup "bergerak" lebih.

Ada orang bilang bahwa manusia harus bisa mensyukuri segala pemberian Allah. Apapun itu. Dan itulah yang biasa aku lakukan. Ketika aku merasa sedikit kekurangan, aku berpikir bahwa ini adalah pemberian-Nya. Sebesar apapun itu aku harus mensyukurinya.
Tapi yang terjadi adalah aku me-ninabobo-kan diriku sendiri ke lembah yang sangat dalam bernama ZONA NYAMAN. Aku terperangkap di paradigma yang melemahkan nyali itu.
Setiap orang memang dianjurkan untuk selalu bersyukur, namun bukan berarti setelah bersyukur malah tidak melakukan apa-apa. NO, THAT'S TOTALLY WRONG AND PATHETIC!
Yang benar adalah selalu berusaha yang terbaik lalu memanjatkan kesyukuran atas apapun yang diberikan-Nya kepada kita.

======================================================================

Oke, aku rasa tulisan ini sudah mulai kehilangan fokusnya.
Back to the topic!

Sesuai judul kali ini: keyakinan yang dikuatkan... Sebenarnya keyakinan siapa dan keyakinan apa yang dikuatkan??
Jawabannya...
Keyakinan siapa? | Keyakinanku...
Keyakinan apa? | Keyakinan untuk lanjut studi di Jepang. Seperti yang sudah aku tuliskan di postku sebelumnya, aku sudah temukan satu mimpi yang akan aku kejar sampai dapat. Keyakinan yang berawal dari mimpiku sejak dulu ternyata mendapatkan penguatan dari paparan Beasiswa Kyoto tiga hari yang lalu.
Dan kemarin keyakinanku dikuatkan lagi dengan motivasi-motivasi dari Acara Menjadi Mahasiswa yang Spesial dengan pembicara Mas Ferdy.
Bukan suatu kebetulan, kurasa...

Sekarang tinggal bagaimana aku mewujudkannya.
Aku sadar bahwa jalan di depanku ini bukanlah jalan yang mulus untuk kulalui.
Tapi aku sudah bersumpah pada diriku sendiri... Aku tak akan lagi menjadi abu-abu...
Jika dengan mengambil jalan ini aku akan didera rasa sakit yang teramat sangat, itu tak masalah. Asalkan tak membunuh kita itu tak akan jadi masalah, bukan??
Karena aku percaya bahwa semua rasa sakit yang tidak membunuhku akan membuatku lebih kuat.
Karena aku percaya bahwa semua rasa sakit yang tidak membunuhku akan membuatku lebih kuat.

*) Postingan selanjutnya aku ingin menuliskan mimpi-mimpi yang sempat terlupakan. Aku ingin merapikan mimpi-mimpi yang masih berserakan. Akan kubangun jembatan itu. Jembatan yang bisa menghubungkan antara mimpi dan kenyataan. Share

Dan Inspirasi itu Datang...


Tiga hari yang lalu aku ikut presentasi di rektorat lt 1. Jadi pendengar. Presentasi itu tentang program-program yang ada kampus kyoto, jepang. Universitas nomor 2 di jepang (nomor 1 nya tokyo). Dari situ aku kenal mas fajar, mahasiswa lulusan S1 ITB yang dulu ingin mendaftarkan diri jadi tenaga pengajar di PWK ITS (kampusku) tapi ditolak. Ditolak karena masih lulusan S1. kompetensi yang dibutuhkan harus lebih tinggi, S2. akhirnya dia berusaha untuk melanjutkan studinya denan mencari beasiswa. Akhirnya dia coba berbagai peluang untuk beasiswa ke luar negeri. Dia gagal 10 kali. Bayangkan! 10 kali!
Tapi dia masih mencari lagi. Akhirnya dia dapet yang monbusho. Pilihannya dulu ada 2: tokyo dan kyoto. Ternyata dia dapet di kyoto. Subhanallah. Begitulah orang kalo sudah "digiring" oleh Allah... Segalanya mungkin :)

Dari kisah hidupnya aku belajar sesuatu.
Dia dulu bahasa inggrisnya NOL | my english is not ZERO!
Dia punya semangat untuk maju | aku masih suka ragu-ragu. Aku ingin maju, tapi seringkali aku tak tahu bagaimana caranya. Akhirnya aku malah tak bergerak.
Dia punya visi yang jelas, jadi dosen | aku masih abu-abu... Seringkali visiku berubah-ubah. Tapi aku yakinkan diriku sendiri: aku akan belajar untuk menjauhi keabu-abuan. Lebih baik jadi HITAM sekalian kemudian berbenah untuk menjadi PUTIH. Daripada kita berada di abu-abu tapi tak berpindah dari keabu-abuan. Dan mulai sekarang visiku satu: AKU INGIN MELANJUTKAN STUDI DI JEPANG!!!
Dia gigih dalam mencari beasiswa | kegigihanku biasanya bertahan sementara. Hal itu dikarenakan karena aku abu-abu. Dan sekarang aku belajar untuk mengejar satu visiku dulu (agar aku tak jadi abu-abu): MENDAPATKAN BEASISWA UNTUK STUDI KE LUAR NEGERI!!!

Bismillah...
Share

Minggu, 18 Maret 2012

What I've been left so far...

I come out from my problem.
I release my burden away.
I raise my head.
I look into the sky.
And I turn around...
Then, I just realized something very important to my life: MY RESEARCH (TUGAS AKHIR)!!!

OMG...
I haven't done it well.
I couldn't help myself.
I lost my focus since "that time".

I have to chase my lag!
No more time to waste!
No need to be haste!






Wahai masalah, TUHANku amatlah BESAR!!!
Get out of my way!



Share

[PATHETIC STORY] Part XX - I don't know how to start, but I know how to end very well...

*Due to preparation for an event next week, i will try to use english in this post.
Hope this helps me a lot. :)

==========================================================

This is so much relieving.
Now, I have no burden in my mind anymore.
No  fetter in my heart.
How light it is! :)

Oh... Is this the pleasant of being honest?

Yep, I've told her everything. EVERYTHING!
Including unnecessary stuff that has no meaning to her... hehe

By using short message service, I make an end of all.
It just took about 1 hour to vanish this 2-months-suffer.
If only I used another method of communicate, such as phone or face2face meeting, maybe it would get shorter. haha

BUT, there are some stuffs that I've been regreting 'till now.
At the first part, I already told her that I will be honest. 100% honest.
Yet, the fact was not that honest.
There are some parts that I've been hiding from her.
Especially, the-most-dramatic part of all.
I try to position myself at the lose-side. Being as modest as I could...
I admit, there are some stuffs that keep bothering me when I forced to lie.
I lied due to one goal, she shouldn't feel the pain.
And alhamdulillah, in my opinion, she didn't feel that pain at all. That's the point. :)

I found what i've been looking for: her forgiveness.
I kept at a distance what I've been avoiding: uncertainty.
I got what I've been searching for: her impression of me.

Yet, there is a question I haven't found the answer up 'till now: What makes me got attracted to her???
In fact, I never talk with her more than a minute!
So, how come you chase her like hell???
The answer is curiosity.
And I sure, this curiosity is much different with affection.
I don't know what I've been looking for from her.
I just realise that I filled up with curiosity stuff. That is the only reason why I chase her up.
All I know, this curiosity hasn't been cured.
Perhaps, only time will help me through.

THE POINT OF ALL...
This curiosity is the only reason which drove me this far.
Share

Minggu, 26 Februari 2012

[PATHETIC STORY] Part 3 - Urung

Surat sudah jadi. Walaupun masih berupa draft, tapi wujudnya sudah bisa disebut surat.
Aku hanya perlu merapikannya saja. Menambahkan lekukan manis pada kertas wangi berwarna kuning kecoklatan. Ini jelas bukan jenis kertas yang sering dipakai mahasiswa untuk mencatat mata kuliah.
"Kertas spesial untuk orang yang spesial."
Terakhir, tinggal menambahkan bingkai dengan amplop bercorak gambar naruto-hinata. It's very cute!

============================================================

Andai saja pagi itu tak hujan tentu surat ini sudah sampai di tangan orang yang dituju.
Hari ini memang kurang bersahabat denganku. Fajar tadi sudah jadi penanda atmosfer yang kurang baik itu. Langit biru-kemerahan yang biasa kulihat setelah shalat subuh tak kujumpai. Justru hitamlah yang semarak. Awan cumulus itu bergerak mendayu-dayu. Hendak melimpahkan rahmat-Nya dalam bentuk air.
Aku merasakan tetesan hujan pertama di bulan januari itu. Dingin.

============================================================

Dinginnya air hujan membekukan darahku. Aku kehilangan daya untuk bergerak.
Sekarang aku sudah tak lagi punya passion yang sama dengna kemarin. Visiku mulai kabur.
Surat itu pun berakhir di kubangan penuh lumpur dan duri. Seperti halnya hatiku... Dia juga tercabik.
Maka kuputuskan untuk urungkan semua.
Entahlah apa yang bakal terjadi nanti. Aku pun tak tau. Share

Jumat, 24 Februari 2012

[PATHETIC STORY] Part 2 - Sepucuk Surat

Seminggu, janji yang kubuat sendiri.
Namun, aku tak yakin bisa bertahan lebih lama lagi dari ini. Padahal baru hari ketiga.
Aku tak mampu membayangkan bagaimana jadinya hari keempat dan hari selanjutnya kalau ini tetap kuteruskan.
Atas saran seorang kawan lah ini semua aku lakukan. Tapi apakah kawan baik selalu memiliki saran yang baik untuk kita?
Pertanyaan yang baru saja terbersit dalam kepalaku. Berputar. Berotasi tanpa poros. Melayang tak tentu arah. Kacau!

=============================================================

Aku paham di saat beginilah kondisi tubuh akan cepat sekali down. Ini akan jadi masalah jika tak ada penyelesaian dari akarnya.
Aku harus bisa bersikap tegas pada diriku sendiri.
Tak boleh ada istilah abu-abu. Haram bagiku.
Tak boleh menggantungkan perasaan. Apalagi perasaan orang lain.
Bisa-bisa malah jadi dosa.

=============================================================

Surat!
Ya, bisa jadi itu adalah kunci yang kubutuhkan sekarang. Kunci yang akan membukakan semua pintu kebahagiaan. Atau malah sebaliknya. Kunci itu yang akan menutup dan menyegel semuanya.
Ada yang aneh di sini. Aku tak pernah tau dari mana ide itu berasal. Aku seperti dibisiki. Yang pasti ini di luar nalar.
Tapi, baiklah. Akan aku coba. Mencoba tak akan membuahkan kerugian selama itu gratis.
Aku akan tulis semuanya. Akan aku ungkapkan di sana.
Lalu yang perlu kulakukan selanjutnya adalah menunggu dan berdoa. Share

Kamis, 23 Februari 2012

[PATHETIC STORY] Part 1 - Cerita Bermula


Kekalutan ini sedang menghantuiku. Aku sadar betul kondisi ini akan menghancurkanku secara pelan-pelan. Aku tak bisa banyak berbuat. Hanya menunggu dan memohon agar didatangkan hidayah. Aku sudah tak bisa berpikir realistis lagi. Tekanan demi tekanan mulai jelas tertampak.
Aku sadar bahwa ini bukan kebetulan belaka. Sudah beberapa kali aku alami hal yang serupa. Sebelumnya, aku bisa memenangkan pergulatan itu. Antara malaikat dan setan dalam diriku. Seringkali malaikatku dapat bertahan dan berhasil memegang kendali atas diriku. Aku sungguh bersyukur.
Namun sekarang situasinya berbeda. Sangat berbeda. Yang kini kuhadapi tak lagi semudah yang dulu. Pribadiku yang sekarang sudah bisa memikirkan hal jauh ke depan. Masa depan. Aku tak bisa acuh terhadap apa yang bisa membuka pintu-pintu kebahagiaan. Ini tentang masa depan. Bukan sesuatu yang gampang dipecahkan.
Dengan membayangkan sosok dirinya aku bisa melihat kebahagiaanku tercipta. Seakan-akan hanya dialah yang bisa membuat diriku merasa utuh. Lalu aku berpikir. Apakah benar dia tulang rusukku yang selama ini hilang dariku?
Aku belum menemukan jawabannya. Masih menjadi misteri antara aku dan ilahi.

=============================================================

Aku tak mampu menjelaskan dari mana keyakinan itu datang.
"Dia telah mendekatkannya untukku."
Pikiran itu timbul dengan sendirinya. Seolah ada afirmasi yang ditanamkan oleh-Nya kepadaku secara langsung.
Shalat istikharah sudah aku lakukan beberapa kali. Dan aku tak juga dijauhkan darinya.
Ada apakah gerangan ini, wahai Tuhan??

=============================================================

"Yang pertama, jujur, aku kaget. Kenapa mesti dia??
Ini di luar estimasiku. Harusnya kamu ini dapetnya yang kerudung lo..."
Itulah kalimat yang muncul dari mulut seorang kawan. Kawan yang aku rasa lebih senior dalam hal beginian. Karena harus kalian ketahui bahwa dalam kasus seperti ini aku sangatlah lemah. Aku tak pernah punya pengalaman nyata di lapangan. Yang kutahu hanya sekedar teori-teori saja. Itupun aku dapat dari cerita dan kisah kawan-kawan dekat.
Aku mengkonsultasikan semuanya kepada kawan yang senior dalam hal memadu hati. Aku ungkap semua yang aku alami. Semua gundah aku ceritakan apa adanya. Tak ada lagi rasa malu. Dan memang sudah seharusnya aku buang malu itu jauh-jauh. Di saat seperti ini aku pikir malu hanya akan membuatku menderita seumur hidup. Malu hanya membuahkan penyesalan tanpa tepi. Malu hanya bisa menghalangiku dari hakku untuk bahagia di hari nanti.
Maka aku singkirkan malu itu dari benakku. Aku ganti dengan semangat membangun sebuah mahligai kebahagiaan.
Aku benar-benar menganggap ini serius.
It isn't trivial matter for me. Ini bukan hal sepele.
Aku tak boleh main-main.

Soal kerudung atau tidak. Aku tak mau ambil pusing.

=============================================================

"Jikalau memang kondisinya seperti itu, ada hal yang perlu kamu lakukan.
Konfirmasi lagi perasaan itu. Apakah dia benar-benar orang yang tepat untukmu?

Kita kan tau 'bisikan' yang kita terima itu tidak selalu berasal dari Tuhan. Syetan juga gemar membisiki hati manusia biar kita jauh dari jalan Tuhan. Yaa kamu paham lah yang beginian.
So, konfirmasi lagi aja. Dekatkan diri dengan-Nya. Maka kamu akan dapatkan jawabannya.

Sementara itu usahakan untuk menjauhkan diri dari si dia. Paling nggak seminggu lah. Jangan menampakkan gelagat untuk menjalin komunikasi. Aku yakin dalam waktu seminggu kamu akan dapet jawabannya.
Lalu lihat perubahannya. Jika ada efek magnet maka benarlah dia jodohmu!"

Sungguh saran yang bijak dari kawanku itu. Kalimat demi kalimat aku resapi dalam-dalam maknanya.
Lalu aku menyepakatinya dan berniat melakukan saran itu.
Seminggu tanpa komunikasi, aku sudah siap.

Tentang efek magnet, mungkin itu ada benarnya.
Itu sangat sesuai dengan doaku.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan [yang tepat] kepada Engkau dengan ilmu [yang ada pada]-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu [untuk menyelesaikan urusanku] dengan kodrat-Mu.
Dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih baik pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih buruk pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.

=============================================================


Seminggu menunggu jawaban.

=============================================================

*cerita semi-fiksi
bagaimana menurut kawan-kawan kalo cerita ini dijadiin novel?? =D Share

Semangat

Cukup sudah aku bermalas-malasan seperti ini. Sebagai seorang mahasiswa yang konon katanya adalah golongan yang terpelajar dan berpikiran bebas namun tetap berkarakter idealis, nampaknya ada yang telah aku lewatkan selama ini. Aku melewatkan sesuatu yang sangat besar selama aku duduk di bangku perguruan tinggi ini. Aku telah melewatkan masa-masa emas itu tanpa menelurkan sebuah kontribusi yang nyata. Sekarang baru aku sadari bahwa momen-momen itu sudah kulewati. Aku lewati tanpa ada bekas yang bisa membawa memoriku kembali ke jaman ini sewaktu aku sudah menjadi "orang" nanti. Sedikitpun tak ada! What a waste!
Okelah.. By gone be by gone.
Sesuatu yang telah berlalu biarlah seperti itu. Tak pantas jika aku cuma menyesalinya saja. Akan menjadi lebih baik jika aku bisa menambal kekuranganku itu dengan melakukan sesuatu yang pro aktif.
Menulis adalah salah satu yang bisa aku lakukan, actually. Hanya saja aku selalu punya segudang excuse untuk menundanya. Aku tau ini tak baik. Harus ada paksaan dari dalam. Harus ada yang namanya afirmasi positif untuk bisa berubah menjadi orang yang lebih baik.
Banyak hal yang ingin aku tulis di sini. Mulai dari pengalaman hidup, cerita fiksi (bahan buat bikin bukuku nanti), motivasi, tips-trik menyiasati hidup agar lebih bermakna, dan juga masih banyak hal lain yang ingin aku tumpahkan di sini.
Aku ingin meluapkan seluruh emosiku di sini. Di blog ini.
Aku ingin blog ini menjadi sahabat baikku. Karena aku tak pandai berkomunikasi dengan bahasa verbal.

Well, enough with the chit-chat.
Aku sudah merasakan semangat perubahan itu. Tak akan kulepaskan momen ini begitu saja.
I'm gonna fill you up!
Incredibly full of masterpiece from my heart! Share