Kamis, 23 Februari 2012

[PATHETIC STORY] Part 1 - Cerita Bermula


Kekalutan ini sedang menghantuiku. Aku sadar betul kondisi ini akan menghancurkanku secara pelan-pelan. Aku tak bisa banyak berbuat. Hanya menunggu dan memohon agar didatangkan hidayah. Aku sudah tak bisa berpikir realistis lagi. Tekanan demi tekanan mulai jelas tertampak.
Aku sadar bahwa ini bukan kebetulan belaka. Sudah beberapa kali aku alami hal yang serupa. Sebelumnya, aku bisa memenangkan pergulatan itu. Antara malaikat dan setan dalam diriku. Seringkali malaikatku dapat bertahan dan berhasil memegang kendali atas diriku. Aku sungguh bersyukur.
Namun sekarang situasinya berbeda. Sangat berbeda. Yang kini kuhadapi tak lagi semudah yang dulu. Pribadiku yang sekarang sudah bisa memikirkan hal jauh ke depan. Masa depan. Aku tak bisa acuh terhadap apa yang bisa membuka pintu-pintu kebahagiaan. Ini tentang masa depan. Bukan sesuatu yang gampang dipecahkan.
Dengan membayangkan sosok dirinya aku bisa melihat kebahagiaanku tercipta. Seakan-akan hanya dialah yang bisa membuat diriku merasa utuh. Lalu aku berpikir. Apakah benar dia tulang rusukku yang selama ini hilang dariku?
Aku belum menemukan jawabannya. Masih menjadi misteri antara aku dan ilahi.

=============================================================

Aku tak mampu menjelaskan dari mana keyakinan itu datang.
"Dia telah mendekatkannya untukku."
Pikiran itu timbul dengan sendirinya. Seolah ada afirmasi yang ditanamkan oleh-Nya kepadaku secara langsung.
Shalat istikharah sudah aku lakukan beberapa kali. Dan aku tak juga dijauhkan darinya.
Ada apakah gerangan ini, wahai Tuhan??

=============================================================

"Yang pertama, jujur, aku kaget. Kenapa mesti dia??
Ini di luar estimasiku. Harusnya kamu ini dapetnya yang kerudung lo..."
Itulah kalimat yang muncul dari mulut seorang kawan. Kawan yang aku rasa lebih senior dalam hal beginian. Karena harus kalian ketahui bahwa dalam kasus seperti ini aku sangatlah lemah. Aku tak pernah punya pengalaman nyata di lapangan. Yang kutahu hanya sekedar teori-teori saja. Itupun aku dapat dari cerita dan kisah kawan-kawan dekat.
Aku mengkonsultasikan semuanya kepada kawan yang senior dalam hal memadu hati. Aku ungkap semua yang aku alami. Semua gundah aku ceritakan apa adanya. Tak ada lagi rasa malu. Dan memang sudah seharusnya aku buang malu itu jauh-jauh. Di saat seperti ini aku pikir malu hanya akan membuatku menderita seumur hidup. Malu hanya membuahkan penyesalan tanpa tepi. Malu hanya bisa menghalangiku dari hakku untuk bahagia di hari nanti.
Maka aku singkirkan malu itu dari benakku. Aku ganti dengan semangat membangun sebuah mahligai kebahagiaan.
Aku benar-benar menganggap ini serius.
It isn't trivial matter for me. Ini bukan hal sepele.
Aku tak boleh main-main.

Soal kerudung atau tidak. Aku tak mau ambil pusing.

=============================================================

"Jikalau memang kondisinya seperti itu, ada hal yang perlu kamu lakukan.
Konfirmasi lagi perasaan itu. Apakah dia benar-benar orang yang tepat untukmu?

Kita kan tau 'bisikan' yang kita terima itu tidak selalu berasal dari Tuhan. Syetan juga gemar membisiki hati manusia biar kita jauh dari jalan Tuhan. Yaa kamu paham lah yang beginian.
So, konfirmasi lagi aja. Dekatkan diri dengan-Nya. Maka kamu akan dapatkan jawabannya.

Sementara itu usahakan untuk menjauhkan diri dari si dia. Paling nggak seminggu lah. Jangan menampakkan gelagat untuk menjalin komunikasi. Aku yakin dalam waktu seminggu kamu akan dapet jawabannya.
Lalu lihat perubahannya. Jika ada efek magnet maka benarlah dia jodohmu!"

Sungguh saran yang bijak dari kawanku itu. Kalimat demi kalimat aku resapi dalam-dalam maknanya.
Lalu aku menyepakatinya dan berniat melakukan saran itu.
Seminggu tanpa komunikasi, aku sudah siap.

Tentang efek magnet, mungkin itu ada benarnya.
Itu sangat sesuai dengan doaku.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan [yang tepat] kepada Engkau dengan ilmu [yang ada pada]-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu [untuk menyelesaikan urusanku] dengan kodrat-Mu.
Dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih baik pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.
Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih buruk pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.

=============================================================


Seminggu menunggu jawaban.

=============================================================

*cerita semi-fiksi
bagaimana menurut kawan-kawan kalo cerita ini dijadiin novel?? =D Share

0 comments:

Posting Komentar

Beritahu saya apa yang Anda pikirkan tentang tulisan ini... :)