Jumat, 06 Juli 2012

Esensi Lain dari Bekerja

Alhamdulillah, hari ini masih disibukkan dengan pekerjaan.
Masih seputar mapping.
Sebuah kesibukan positif.
Menurutku, sibuk yang positif harus disyukuri karena bila waktu ini tak kita isi dengan kesibukan yang baik maka yang terjadi adalah sebaliknya. Kita akan disibukkan dengan urusan-urusan negatif.

Oke, posting kali ini tak bisa panjang karena malam sudah begitu larut dan kebetulan aku baru masuk kamar kos. Baru lembur dari LPPM ITS membuat peta. Rasanya letih + kenyang. =D
So langsung saja ke inti tulisan ini.

Yang mau aku sampaikan dalam tulisan kali ini adalah sebuah kalimat bijak dari Mas Tommy, kenalan baru yang juga rekan kerja di LPPM.
Saat mengerjakan laporan tadi pagi kami sempat sharing tentang bagaimana menjalani hidup sebagai mahasiswa yang mandiri dan harus bisa lepas dari ketergantungan kepada orang tua.
Lalu dari sharing itu aku dapati Mas Tom menyebutkan kalimat yang tak biasa didengar telinga.
Kalimatnya kurang lebih begini:
Bekerja sebenarnya adalah kegiatan untuk mengisi waktu menunggu sebelum waktu shalat tiba. (Mas Tommy)

Awalnya aku pikir kalimat itu biasa saja.
Tapi setelah cukup lama merenung, ternyata maknanya lumayan dalam.
Semoga kawan-kawan juga bisa memahaminya juga.

Share

Kamis, 05 Juli 2012

Persiapan Menyambut Ramadhan

Sekarang sudah memasuki nisfu sya'ban (pertengahan bulan sya'ban), itu artinya tak lama lagi kita akan memasuki bulan ramadhan.
Tinggal menghitung hari.
Inshallah dua minggu lagi kita akan memasuki bulan yang penuh berkah.
Bulan yang suci.
Bulan di mana umat muslim berlomba-lomba mencari kebaikan sebanyak-banyaknya.
Bulan yang senantiasa kita nanti-nantikan sejak sebelas bulan yang lalu.
Semoga kita termasuk umat yang turut merindukan bulan ramadhan. Amin.

Dengan semakin mendekatnya ramadhan, apa yang perlu kita persiapkan?
Dari hasil mentoring perdana dengan Mas Adri, beliau menuturkan bahwa dibutuhkan 5 bekal untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan puasa agar ibadah semakin powerfull.
5 hal tersebut adalah:
  1. fisik
  2. ruhani
  3. ilmu
  4. infak
  5. missing link
Persiapan fisik dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh agar tetap fit selama bulan ramadhan. Hal-hal yang perlu dilakukan diantaranya olahraga rutin setiap hari. Tidak perlu berat, stretching ringan sudah cukup.

Persiapan ruhani meliputi pembiasaan-pembiasaan yang dapat nelatih kita agar ibadah yang kita lakukan selama ramadhan bisa istiqomah. Diantaranya adalah dengan meningkatkan intensitas membaca Al-Quran selama bulan Sya'ban agar semangat yang kita pasang ketika ramadhan tidak menjadi semangat fajar (semangat ibadah hanya pada 7 hari pertama).

Ilmu atau wawasan tentang bulan ramadhan serta seluk beluknya penting untuk kita persiapkan guna menghindarkan kita dari kesia-siaan selama bulan ramadhan. Karena bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, maka sudah seharusnya kita memanfaatkan momen ini untuk memetik faedah dan wawasan keagamaan sebanyak-banyaknya.

Mempersiapkan infak tidak melulu tentang seberapa jumlah uang (harta) yang perlu kita siapkan untuk membantu sesama. Tetapi lebih kepada bagaimana menggunakan harta yang dimiliki untuk menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya. Misalnya dengan uang beberapa ratus rupiah, kita tak perlu melu untuk menginfakkannya. Dengan membelikan air mineral dan membagikannya pada PPT (Para Pencari Takjil) di masjid-masjid, kita sudah mendapatkan banyak pahala, Inshallah.
Ingat sabda Rasulullah SAW,
“Barangsiapa memberi makan berbuka orang yang berpuasa, maka baginya seperti pahala orang yang berpuasa dan pahala orang yang berpuasa itu tidak berkurang sedikit pun.” (HR Tirmidzi)

Ada satu lagi hal lagi yang perlu dipersiapkan oleh umat muslim menjelang datangnya bulan ramadhan. Namun sayang sekali saya lupa, karena pada saat Mas Adri sedang memberikan taujih, saya agak mengantuk. Jadi kurang konsentrasi. :P
Inshallah nanti kalo ingat akan segera saya tambahkan.



Share

Minggu, 01 Juli 2012

Nasehat yang Menguatkan

Hari ini aku mendapatkan dua nasehat dengan tema yang sama. Sama-sama mengingatkan untuk menjaga hati. Nasehat pertama aku dapatkan dari sms salah seorang teman yang juga seorang mentor.
Berikut adalah isi sms-nya dengan sedikit penyesuaian:
Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju ridha-Nya, berSABARlah dengan keISTIQOMAHan. Demi Allah dia tidak datang karena kecantikan, ketampanan, kepintaran, atau kekayaan. akan tetapi Allah yang menggerakkan HATInya.

Jangan tergesa untuk mengekspresikan cinta kepada dia sebelum Allah mengizinkan. Belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untukmu. Siapakah yang lebih mengetahui selain Allah??

Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat-rapat. Allah kan menjawab dengan lebih indah pada saat yang tepat.
Sedangkan nasehat yang kedua aku dapatkan dari tulisan Ustad Felix Siauw di Google+. Berikut adalah tulisan beliau:
1. datangilah ayahnya bukan putrinya | bila benar engkau lelaki, jangan berani maksiat lalu lari #UdahPutusinAja
2. jangan inginkan hubungan tapi enggan ikatan  | bila benar engkau lelaki, ucap sayang itu setelah nikahi
3. meminang wanita dan engkau masih harus yakinkan keluargamu? itu dusta | bila benar engkau lelaki, siapkan baru katakan
4. jangan mengumbar kata-kata bercabang haram sebelum waktunya | bila benar engkau lelaki, kata-katamu adalah nyawamu
5. wanita itu lemah hatinya terhadap manis kata | bila benar engkau lelaki, ringankan kata adalah perkara utama
6. katakan sayang lakukan hal terlarang, ucap cinta yg maksiat dipinta | bila benar engkau lelaki, harusnya engkau malu
7. katamu kau ingin kebaikan untuknya, yang kau lakukan mengambil masa depannya | dusta, itulah satu-satunya yang kau ajarkan
8. kau katakan kau serius, bagiku itu hanya tipudaya | serius itu menikahi, dan tiada keseriusan selain itu
9. memulai pinangan yang belum kau siapkan untuk akhiri adalah bohong | ibarat tak miliki uang namun mau memborong
10. katamu pacaran adalah penjajakan sebelum menikah | yang ada engkau mencoba-coba karena takutkan nikah
11. masa depan Muslimah yang kau jadikan mainan? | bila yang taat sejak awal saja mungkinkan sulit, apalagi yang dari awal maksiat?
12. tak perlu risau ambil keputusan, banyak Muslimah shalihah | dunia takkan pernah kehabisan mereka, yakinlah #UdahPutusinAja
13. "dia nggak mau aku putusin" | sejak kapan taat perlu izin manusia? sudahi maksiat sudah Allah perkenankan, itu cukup #UdahPutusinAja
14. "semenjak bersamanya aku rajin shalat, itu kan positif?" | #UdahPutusinAja dan berlatihlah bahwa shalat dan taatmu karena Allah semata
15. "aku pacaran positif kok" | bila ada pacaran yang positif, tentu ada pula neraka positif #UdahPutusinAja
16. "cuma pegangan tangan kok" | begitulah mengawali zina, semudah "cuma pegangan tangan" #UdahPutusinAja
17. "pacaran itu tergantung orangnya" | semua wanita yang hilang pusakanya, awalnya berkata begitu #UdahPutusinAja
18. "jangan suudzann, pacaran belum tentu begitu" | bukan berprasangka, tapi melihat yg buruk, mungkin yang tak terlihat lebih parah?
19. "mas, sy siap nikah, TAPI blm cukup duit, ortu blm setuju, kuliah blm lulus, blm kerja blm ada yg mau, blm yakin?" | *terdiam sy -_-
20. bila memang belum siap, #UdahPutusinAja | itulah langkah ksatria yang bisa kau ambil | bila engkau memang lelaki
Dengan datangnya nasehat-nasehat ini kepadaku, aku merasa semakin yakin bahwa prinsipku sejak SMA dulu (pacaran setelah menikah) memang sudah benar. Aku sudah berjalan di jalan lurus-Nya. Yang perlu aku lakukan sekarang adalah bertahan dari segala godaan yang ada di lingkungan sekitarku.
Bismillah...
Semoga Allah tetap menguatkan.
Share