Kamis, 30 Juni 2011

Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawah. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Lesson Learned:
Tuhan kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Seringklai Tuhan melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kira menengadah kepada-Nya. Karena itu, agar kita selalu mengingat-Nya, Tuhan sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.



Sumber: Ebook kumpulan motivasi (motivasi net) Share

Sabtu, 25 Juni 2011

6th-Semester's Farewell

Apa ini?
Belum-belum udah mo semester 7 aja nih?
Cepet banget deh kayaknya...
Emang di ITS udah 3 taun yak?
Haduh, mo ngapain lagi ya setahun ini??
Bla bla bla...

Sebenernya masih banyak lagi pikiran-pikiran biang kegalauan yang lain di otakku yang sekepal tangan ini.
Tapi ya masak mau ditumpahkan semuanya di sini. Gak perlu lah ya kayaknya...
Yang jelas, aku ngerasa waktu kuliah ini cepet banget berlalu. 3 tahun sudah terlewati. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah:
  • Ngapain aja aku selama 3 taun ini?
  • Dapet apa aja selama kuliah?
  • Udah ngasih yang terbaikkah buat orang tua?
  • De el el.
Semuanya tentang pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk diriku sendiri. Pertanyaan yang muncul tiba-tiba dari hasil berkontemplasi alias ngepet alias ngipri. | Loh loh, kebablasan om. Hayoh, kembalilah ke jalan yang benar! | O iya ya, salah. Maksudnya kontemplasi alias merenung alias muhasabah gitu. Maklum udah ngantuk berat. Heheh | --'

Yah, pertanyaan itu emang gak perlu dijawab. Cukup direnungkan dan diresapi aja pake perasaan. Bukan diresapi pake tisu atau kain pel lo ya!
Yang jelas tujuan aku nulis ini sebenernya bukan buat bahas itu. Esensi posting ini adalah farewell party buat waktu-waktuku yang telah berlalu di semester 6.

Ada ungkapan yang membuncah dalam dada ini untukmu:

Sayonara, semester 6....
Aku pastikan kita tak akan jumpa lagi.
Cukup sekali ini saja kita habiskan waktu bersama-sama.
Bukan karna aku tak suka denganmu, tapi lebih karena aku yang sekarang sudah berpikir jauh ke depan. Bahwa jika aku terus bersamamu, aku akan menelantarkan masa depanku yang cerah.

Oh semester 6... Sudah banyak yang kita lalui bersama.
Kemarin kita alami masa-masa sulit bersama.
Sudah ratusan, bahkan ribuan, batu terjal yang berhasil kita lompati.
Bahkan kita pernah sukses mengubah sesuatu yang impossible menjadi possible. Bukankah itu merupakan prestasi yang tak patut untuk kita lupakan?

Aku tau walaupun kita sudah sedemikian dekat, sedemikian mesra, dan -bahkan kalau boleh dibilang- sedemikian intim, kita tetap tak bisa lanjut ke tahap berikutnya. Karna aku sudah punya "calon" yang lain. Dia adalah semester 7. Keyakinanku mengatakan bahwa hubunganku dengan dia akan sangat baik. Jadi apa yang kumiliki sekarang aku dedikasikan sepenuhnya untuk menyongsong kedatangannya.

Terakhir.. Aku sampaikan permintaan maaf yang tulus ikhlas dari lubuk hatiku untukmu, semester 6.
Maaf jika kemarin aku tidak bisa maksimal menemanimu.
Maaf jika ada banyak amanah yang terlewati.
Maaf jika ada hati yang terlukai.
Semua itu akibat kealpaanku semata. Jadi jangan salahkan dirimu.

Kini sudah saatnyalah kita berpisah. Tapi tenang, kau akan berjumpa dengan adik-adikku. Pasti mereka bisa menghiburmu seperti yang aku lakukan kepadamu beberapa waktu lalu.
Finally, jaga dirimu yaa. Bersikap baiklah pada adik-adikku. :D

Da-daah....
Share

Minggu, 19 Juni 2011

8 Resep Sukses a la FLATWLAC

Cover Buku FLATWLAC
Banyak sekali buku yang memberikan resep atau kiat-kiat untuk meraih kesuksesan. Beberapa di antaranya memaparkan dengan cara yang terlalu muluk dan normatif sehingga sulit untuk dipahami maksudnya. Berbeda dengan buku yang muluk tersebut, Fight Like A Tiger Win Like A Champion mampu memberikan gambaran secara gamblang dan taktis bagaimana membuat sebuah pribadi yang siap untuk menjadi sukses. Cara penyampaian maksud yang sederhana serta disertai dengan cerita-cerita ringan namun pas membuatnya sangat nikmat ketika dibaca.

Buku ini adalah buku motivasi yang kali pertama aku baca habis dalam waktu kurang dari satu minggu. Itupun pada saat aku punya banyak tugas kuliah. Padahal aku termasuk orang yang minat bacanya rendah. | Wah berarti buku ini bagus dong? | Yup, bener banget. Buku ini layak dijadikan recommended book bagi para mahasiswa yang hendak meniti karir, apalagi yang pengen belajar menjadi enterpreneur. Kalo gak percaya baca aja 10 halaman pertama, aku yakin kawan-kawan bakal ketagihan. ;)

Buku FLATWLAC (karena judulnya yang panjang jadi disingkat aja ya nulisnya, capek nich.. heheh) ini, menurutku, bukan hanya mengajarkan tentang arti kesuksesan dalam hal finansial melainkan juga sukses dalam segala hal. Sukses dalam hidup. Kita sebagai mahasiswa pun bisa memetik pelajaran dari buku ini untuk kemudian diaplikasikan dalam kehidupan kampus yang berkaitan dengan akademis atau organisasi. Tentunya kita semua berharap bisa sukses untuk kedua-duanya bukan?

Ada satu hal yang selalu ditekankan dalam buku ini, mulai dari bagian pendahuluan hingga bagian penutup. Bahwa tidak ada kesuksesan yang INSTAN. Tidak ada jalan pintas. Bahwa kesuksesan berawal dari tekad yang kuat dan kerja keras sebagai tindakan nyata untuk mencapainya.
Secara garis besar buku, karangan Darmadi Darmawangsa, ini menjabarkan 8 resep untuk menjadi Champion (sebutan untuk orang sukses dalam bahasa author). Kedelapan resep itu adalah:

#1 Positive Attitude
Semua berawal dari sini. Positive attitude (PA) seringkali dihubungkan dengan positive thinking (PT), padahal sebenarnya tidaklah seperti itu. PT hanya merupakan salah satu ciri dari PA. PA di sini diartikan sebagai sikap yang kita ambil terhadap suatu problem. Bagaimana mengubah suatu kondisi yang amat tidak menyenangkan menjadi suatu kondisi yang sebaliknya. Bagaimana cara pandang yang baik atas suatu problem sehingga kita tetap bisa struggle. Semua dibahas di bab ini.

#2 Belief
Adalah keyakinan yang mendarah-daging dalam diri kita. Dengan memiliki belief, kita akan menjadi seorang visioner. Orang yang berpandangan jauh ke depan. Orang yang mampu membaca setiap peluang didasarkan pada target dan kemampuan. Keyakinan yang mendalam adalah yang dibarengi dengan tindakan nyata.

#3 Goal
Merupakan suatu hal yang bisa menuntun kita menuju sukses yang diharapkan. Goal adalah jalan yang harus kita tentukan sendiri dalam rangka menggapai  kesuksesan yang sejati.

#4 Failures
Kegagalan selalu terlihat seperti momok yang membuat kita kapok untuk mencoba lagi hal yang sama. Tapi kenyataannya adalah sebaliknya. Gagal mencetak seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan kombinasi sikap positif lainnya maka akan dapat mengubah kegagalan menjadi kesuksesan. Lihat saja bukti otentiknya, di mana orang yang kesuksesannya langgeng pastilah mereka yang dulunya pernah gagal berulang-ulang.
KFC-nya Kolonel Harland Sanders, Ford-nya Pak Henry Ford, lampu bohlam Bang Thomas A. Edison, gambar kartunnya Si Walt Disney setidaknya bisa memberikan gambaran kepada kita bagaimana kegagalan telah mendidik seseorang menjadi The Real Champion. Mereka semua bisa seperti yang kita kenal sekarang setelah menempuh perjalanan panjang yang penuh kegagalan. So, belajarlah dari kegagalan!

#5 Motivation
Sesuatu yang harus ada padi diri setiap orang. Sesuatu yang tidak boleh hilang. Karena hanya dengan motivasi inilah sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.

#6 Awareness
Artinya kesadaran. Kesadaran akan keadaan di sekitar kita yang bisa dijadikan peluang.

#7 Integrity
Suatu hal yang membuat seseorang yang "besar" terlihat lebih besar. Contoh yang paling gampang adalah dengan ilustrasi berikut.
Ada seorang karyawan yang tidak pernah naik gaji selama 5 tahun dia bekerja di perusahaannya. Lalu ada karyawan baru yang masuk dan setelah 6 bulan dia bekerja langsung dapat kenaikan gaji. Apa yang membuat hal ini bisa terjadi?
Ternyata karyawan lama berpikir bahwa gaji besar akan mempengaruhi gaya bekerja yang lebih profesional.
Sedangkan karyawan baru berpikir bahwa cara bekerja yang all-out akan memberikan hasil maksimal, gaji urusan belakangan.
Tahu bedanya kan??
Karyawan lama: Gaji besar >> bekerja profesional. | Failed
Karyawan baru: Bekerja profesional >> Gaji besar. | Success 

#8 Consistent and Persistent
Merupakan kunci dari semua resep yang ada. Yang ada di sini hanyalah ACTION.
Ketujuh poin yang disebutkan di awal hanyalah penunjang. Jika tidak ada , tidak akan jadi masalah.
Konsistensi dan kegigihan adalah senjata ampuh untuk meraih kesuksesan. Bila ingin sukses, syarat ini mutlak dimiliki.


Terakhir, author buku tersebut memberikan ilustrasi dengan sangat apik.
Hidup ini bagaikan orang yang sedang naik mobil, di mana... 
positive attitude sebagai setir/kendali mau ke mana mobil bergerak; 
goal sebagai peta yang dapat memberikan arahan secara jelas jalan mana yang harus ditempuh untuk bisa sampai tujuan; 
failure sebagai kaca spion; dan 
consistent and persistent sebagai pedal gas yang membuat mobil bergerak sewaktu-waktu. Tanpa diinjak atau ditekan (ACTION) maka mobil tak akan pernah bisa berjalan.

Ya, semuanya itu baru sedikit saja yang bisa aku sampaikan dari hasil membaca buku FLATWLAC. Masih ada banyak hal yang belum terwakili dari resensi ini. Oleh karenanya saya sarankan kawan-kawan untuk membacanya sendiri agar ilmu yang diserap bisa lebih nancep. Tapi berhubung ebook-nya juga susah untuk didapat jadi mau gak mau harus beli atau pinjam. So, selamat berburu buku yaa. hehehe Share

Jumat, 17 Juni 2011

Daftar Isi Blog


Share

Me and Acne

The relationship between me and Acne is very unique. We are close, although it seems a bit complicated. We often meet each other, whereas there is no appoinment before. Not at all!
Yeah, that's why I call it complicated.

Do you know...
When Acne is around, I wish she would leave me ASAP.
But, when Acne isn't around sometimes I feel lonely..
I wish I could do something to make our relationship better. *sigh

STOP!!!
She???
Who is Acne?
Shouldn't we consider it with word  what instead of who??

Easy! Let me explain to you first.. Hehe
For Your Information, Acne isn't the name of girl nor human. So, don't be bothered and feel jealous because of it. Okey! xP

Acne is one of any sign that indicates someone's puberty phase.
Generally, it appears when our age come to teens. Everyone must be ever experience this kind of situation.
THEY: our parents, our teachers, our friends; YOU; and unexceptionally ME. All of us must be meet Acne.

Anyway, what about you?
Have you ever met Acne?

In my case, it's a bit peculiar. Whenever I got that phenomenon, it means I'm in the stress state. Which I feel my mind would blow. Surrounded by messy and complicated thoughts.
On the other hand, if you find me flawlessly it means that I'm in the happy state. Which both of my body and mind do feel so fresh. No burden at all. All I have is just positive things.

So that's how you can recognize me well. Easy, isn't it? :D




What's so funny?

Share

Selasa, 14 Juni 2011

Harus Bisa Bedain!

X: Widiih, rapi banget lo?
Mau mandu di mana emangnya?
Me: Haah??

Itu pertanyaan yang dilontarkan seorang temen ke gue hari ini saat di kampus. Mungkin dia ngerasa aneh karena gak biasa ngeliat mahasiswa yang pake baju agak rapi.
Ya, hari ini emang gue akuin kalo dandanan gue sedikit beda sama biasanya (kecuali kalo pas jadi pemandu LKMM tapi). Yang bikin gak biasa sebenernya cuman satu: sepatu pantovel, itu aja. Gak ada yang lain. Jadi kombinasi blouse biru lengan panjang, celana panjang kain, plus sepatu pantovel yang gue pake ngampus hari ini ya wajar-wajar aja. Mirip-mirip sama eksmud (eksekutif muda) gitu lah. xP
Tapi gak ada yang spesial kok. Ya, paling enggak, itu yang ada dalam benak gue.

Tapi ternyata, apa yang gue pikirin gak sama sama orang lain! Terbukti dengan adanya pertanyaan tadi.
Nah, sekarang gue nanya.. Emang aneh ya kalo ada mahasiswa yang kuliah di jurusan teknik yang kalo ngampus pake setelan hem + celana kain + pantovel?
Atau keanehan itu muncul karena sekarang kebanyakan mahasiswa pergi kuliah cuman pake kaos?
Which one is in your mind? Hemm..

To tell the truth, gue agak prihatin kalo ada mahasiswa jaman sekarang yang kalo masuk kelas waktu kuliah cuman pake kaos. Gak rapi. Gak sopan. Kesannya gak menghargai dosen. Apalagi yang pake bawahan jeans yang bolong-bolong di bagian lututnya. Errgh, gue jadi ngerasa sherina banget! [sherina = gregetan, tau lagunya kan?]
Dan fenomena itu sering terjadi di kampus gue. Bukan sering lagi malah, tiap hari selalu ada yang kayak gitu. Kuliah cuman pake kaos. Padahal udah ada aturan yang bilang kuliah gak boleh cuman pake kaos. Kaos boleh, minimal yang ada kancingnya alias polo shirt. Tapi apa? Lagi-lagi aturan dibuat untuk dilanggar.
Duh, parah pak!

Sekali lagi, harusnya kita bisa ngebedain lah posisi kita sewaktu jadi siswa dan mahasiswa. Derajat mahasiswa itu lebih tinggi dibanding siswa. Camkan itu!
Dan seharusnya lagi mahasiswa itu lebih dewasa. Dewasa gak melulu dihubung-hubungkan sama usia. Dewasa bukan hanya diliat dari tampangnya yang keliatan tua. Tapi dewasa bisa ditunjukkan melalui sikapnya, dan salah satu sikap yang menunjukkan hal itu adalah cara berpakaian. So, kawan-kawanku mahasiswa... Tolong dibedain ya, gimana cara berpenampilan seorang remaja ababil dan gimana cara berpenampilan seorang mahasiswa (yang katanya mahasiswa adalah remaja/kaum muda yang intelek).
Bisa kan? | Aku yakin 100% pasti bisa. Kan udah pada pinter-pinter tuh...

Penampilan itu bukan segalanya. Tapi yang dinilai orang pertama kali dari kita adalah penampilan, bro.
Jadi, you know laah... Share

Dari "saya" ke "gue"

Sekali-kali pengen coba nulis pake logat anak gahul ahh. Pake "lo gue lo gue" getohh. Biar ada, semacem, pergantian suasana juga. Biar gak boring.
Sebelumnya sih gue (pertama kali make' nih!) biasa nulis pake "saya". Mungkin terlalu formal kali yah? heheh
Pernah juga nulis posting pake "aku". Jadi sekarang pengen ngerasain sensasi kalo pake kata "gue".
Dan setelah nyoba nulis pake "gue" di sini ternyata emang asik juga!
Do you feel what I feel? :D Share

Sabtu, 11 Juni 2011

Belum Seberapa

Haduuh, tugasnya kok banyak seehh... Padahal udah gak tidur 3 hari, tetep aja gak kelar-kelar. Hufft!

Hemmh, gara-gara ngerjain tugas malem minggu jadi gak bisa ke mana-mana.
Assyemm!

Tugaas terus.. Tugaas terus..

Tugas yang kemaren aja belum kelar udah ada tugas lagi dari dosen. Arrrgh!


Keluhan di atas kerap saya dengar dari teman-teman di kampus. Mendekati akhir semester, frekuensi keluhan biasanya semakin sering saya dengar. Jelas, karena pada saat inilah tugas-tugas besar menunggu untuk dikumpulkan. Tidak jarang tugas-tugas yang banyak itu memiliki deadline yang bersamaan.

Kalo sudah begini, kuliah jadi terasa sangat berat. Apalagi bagi mahasiswa yang sekaligus aktivis kampus, alias yang aktif di organisasi. Kesibukan makin menjadi-jadi. | Kuliah memang berat. Tapi tak seberat itu kawan. Ini belum seberapa.. | Gak seberapa gimana maksudnya? | Wes, lanjutin dulu aja bacanya. Ntar pasti ngerti deh.. Hehe

Saya sepakat kalo ada yang bilang kuliah itu susah; kuliah itu berat; atau kuliah itu menyita waktu dan tenaga.
Karena memang itulah adanya. Itulah yang membedakan antara anak kampus dan anak sekolahan; antara mahasiswa dengan siswa. Dari namanya saja sudah kelihatan. Mahasiswa ada embel-embel "maha" yang artinya..
ma.ha-
[bentuk terikat] (1) sangat; amat; teramat: mahabesar; mahamulia; (2) besar: mahaguru; mahasiswa
Jadi, mahasiswa itu artinya pelajar yang derajatnya lebih tinggi daripada siswa. Lebih tinggi dalam segala hal. Jadi ya wajar kalo bebannya lebih berat. Iya kan?

Tapi di balik semua itu, kawan, janganlah lantas kita cepat mengeluh dan patah semangat. Di saat semua terasa amat berat dan keadaan berubah di luar kendali, janganlah kita menyalahkan keadaan dan menyalahkan diri sendiri. Cobalah untuk berkontemplasi barang sebentar saja. Merenungkan apa yang kita alami dan kita rasakan saat ini.
Lalu coba tanyakan pada diri kita sendiri:
  • Apa iya tugas-tugas kuliah ini yang bikin hidup jadi begitu berat?
Jika jawabannya iya, maka visualisasikan yang satu ini:
  • Di luar sana banyak orang yang tak bisa menikmati nikmatnya kuliah sepertiku. Alasannya beragam. Karena tak punya biaya. Karena tak cukup pintar untuk bisa lulus ujian. Karena permintaan orang tua. Karena harus mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Karena sudah dilamar orang. Dan juga karena-karena lain yang lebih tak masuk akal. xP

Yang jelas, masih banyak orang yang tak seberuntung kita.
Mereka yang tak bisa merasakan jadi mahasiswa seperti kita, duduk manis di kelas dan mendengarkan celotehan dosen... Hidup mereka jauh lebih berat, kawan. Beban yang mereka pikul sudah beda level dengan kita. Lebih berat!

Bersyukur
Syukurilah apa yang ada pada diri kita sekarang.
Bandingkan diri kita dengan mereka-mereka yang tak bisa kuliah tadi.
Mereka yang seusia kita tapi sudah harus bekerja di luar batas kemampuan wajarnya.
Mereka yang tak bisa berkumpul bareng temen-temennya.
Masihkah kita berpikir bahwa hidup kita saat ini berat?

Positive Feeling
Mulailah untuk ber-positive feeling.
Sebuah cara pandang baru yang lebih tinggi tingkatannya daripada positive thinking. Karena feeling lebih banyak menggunakan sisi emosional daripada thinking. Sedangkan pikiran manusia seringkali dikalahkan oleh emosinya. Jadi cara pandang ini pada dasarnya adalah mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

Tugas kuliah memang berat, kadang juga sulit. Tapi jangan jadikan kesulitan itu sebagai masalah atau beban. Jadikan itu sebagai rintangan. Rintangan yang harus kita hadapi dan kita atasi. Dengan begitu kita akan lebih bersemangat karena rintangan ini sifatnya positif. Gambarannya gini:
Ketika kesulitan kita anggap sebagai [rintangan]...
Setelah berhasil mengatasi suatu rintangan lalu menghadapi rintangan baru. Maka kecenderungannya kita akan terpacu untuk mengatasi rintangan baru itu. Jalan apapun akan ditempuh walau resikonya berat.
Ini mirip dengan perlombaan. Setelah memenangkan lomba kita akan bersemangat untuk mengikuti lomba lainnya.

Hal ini berbeda jika kita menganggap kesulitan sebagai [masalah]...
Saat masalah menerpa, kita cenderung akan merasa gundah, was-was, dan tidak bersemangat. Gimana mau semangat kalo masalah-masalah masih membelenggu.
Hemm. Menerapkan positif feeling itu susah juga ya ternyata. | Enggak kok. Sebenarnya itu gampang!

Ubahlah paradigma kuliah berat menjadi kuliah itu menyenangkan!
Tugas seabrek-abrek itu justru bisa bikin kita semakin sering ngumpul sama temen. Ngumpul karena kita butuh diskusi untuk menyelesaikan tugas. Otomatis semakin banyak tugas semakin banyak intens pula hubungan pertemanan kita dengan mereka. Kalo sudah seperti ini, barangkali saat-saat seperti inilah yang akan kita rindukan nanti setelah lulus kuliah. Saat-saat ngumpul sama temen inilah yang gak akan terlupakan. Bener gak?

Makanya, nikmatin aja momen-momen ini. Sebelum kita lulus, tua dan berkeluarga. Karena pada saat itu kita akan dihadapkan pada tugas yang lebih berat lagi. Tentu saja bentuk tugasnya sudah berbeda. Bukan lagi bikin laporan atau presentasi. Tapi tugas berupa AMANAH.
Amanah... mengurus istri/suami.
Amanah... mengurus anak.
Amanah... merawat orang tua.
Amanah... di tempat bekerja.
Amanah... di dalam bermasyarakat.
Dan masih banyak amanah-amanah lain yang pastinya akan lebih berat daripada sekedar tugas kuliah.

So, take it easy my friends!
Fill your life with smile and Enjoy your day!
Be sure that you can do it!! Share

Selasa, 07 Juni 2011

Di Tengah...

Jika menjadi si kaya berarti kikir dan tak punya empati...
Sedangkan menjadi si miskin berarti tak mau bergerak untuk mengubah hidupnya...
Maka aku lebih memilih menjadi orang yang SEDERHANA saja, yang masih mampu untuk berderma dan mengupayakan hidup yang lebih baik!

Jika menjadi si tinggi berarti tak mampu menjangkau si rendah...
Sedangkan si rendah berarti tak mampu menggapai si tinggi...
Maka aku lebih memilih menjadi orang yang SEDANG-SEDANG saja, yang masih bisa merangkul kedua-duanya!

Jika menjadi orang yang kuat hanya bisa menindas yang lemah...
Sedangkan orang lemah hanya bisa menjadi beban bagi orang di sekitarnya...
Maka aku lebih memilih menjadi orang yang BIASA-BIASA saja, yang tidak menyakiti dan menjadi beban bagi yang lain!

Jika menjadi pemimpin hanya bisa mendzalimi mereka yang dipimpinnya...
Sedangkan yang dipimpin hanya bisa menuntut segalanya dari si pemimpin tanpa melakukan apa-apa...
Maka aku lebih memilih menjadi orang yang di TENGAH-TENGAH saja, yakni orang yang mau dipimpin namun selalu siap ketika diminta memimpin!
Share

Sabtu, 04 Juni 2011

Asyiknya Jadi Aktivis Kampus

Posting kali ini akan saya awali dengan sedikit kontemplasi...
Ketika di kampus...
  • Pernahkah kawan disibukkan oleh sesuatu yang bukan karena kuliah?
  • Pernahkah kawan bolos kuliah karena suatu hal kurang penting?
  • Pernahkah kawan merasa fisik kawan drop di kampus tapi bukan disebabkan oleh kegiatan akademis?
  • Pernahkah kawan mengalami yang namanya krisis kepercayaan?
  • Pernahkah kawan dikecewakan sendiri oleh teman baik?
Jadi, apa jawaban kawan atas pertanyaan-pertanyaan di atas??
Kalau saya disuruh menjawab, maka jawaban saya adalah: YA, SAYA PERNAH MENGALAMI ITU SEMUA. | Lho, kok bisa?? Di mana mengalaminya? | Di organisasi dong..

Di tahun ketiga kuliah saya, sebagian besar waktu saya luangkan untuk organisasi di kampus. | Kok niat banget sih? Emang apa sih enaknya ikut organisasi? | Salah satu alasan saya ikut organisasi adalah untuk mencari pengalaman. Maklum, pengalaman saya dalam organisasi sangat kurang. Sewaktu SMP dan SMA saya cuma jadi siswa yang SO alias Study-Oriented, tidak pernah ikut kegiatan organisasi. Jadi, di kampus perjuangan inilah saya berusaha "membayar hutang" pengalaman yang telah lalu tersebut.

Kalau ditanya apa enaknya, ya saya jawab enak enak saja. Dalam sebuah organisasi banyak softskill yang diasah. | Softskill? Makanan apaan tuh?? | Saya juga tidak paham secara mendalam tentang softskill. Yang saya tahu softskill itu adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja atau di manapun kita berada, namun tidak diajarkan di bangku perkuliahan. Gak diajarkan sama dosen di kelas. So, kita harus mencarinya sendiri di luar kelas! #NahLo

Supaya gak bingung, simak dulu deh definisi softskill berikut.
Soft skills merujuk kepada kecemerlangan individu dalam beberapa aspek seperti sikap dan personaliti, kemahiran berbahasa (berkomunikasi), sikap bersopan-santun, memiliki pergaulan yang luas serta bersikap optimis. Soft skills merupakan pelengkap kepada kemahiran lahiriah (hard skills) yang juga merupakan keperluan teknikal untuk mendapatkan pekerjaan. Soft skills dibahagikan kepada dua kategori iaitu kemahiran individu dan kemahiran interpersonal.
Gimana, sudah paham kan tentang softskill?
Kalau gitu kita lanjut ya...

Kembali lagi ke pertanyaan-pertanyaan di awal tadi.
Jika diperhatikan sekilas mungkin seluruh item yang dipertanyakan merupakan hal negatif. Namun kehidupan dalam berorganisasi tidak selalu demikian keadaannya. Semua hal itu tidak mutlak ada di setiap organisasi. Setiap organisasi pasti punya kondisi yang berbeda-beda tergantung dari faktor internal dan faktor eksternalnya.

Nah, kalau di organisasi Alhud Yahud sendiri kondisinya gimana tuh?
Di HMPL (Himpunan Mahasiswa Planologi, nama organisasi yang saya ikuti) sendiri sekarang masih kondisinya masih belum bisa dikatakan ideal untuk sebuah organisasi, karena posisinya masih dalam taraf belajar. Maklumlah, usia HMPL masih muda. Belum genap 10 tahun. Jadi masih banyak hal yang harus dibenahi. Misal: sekretariat hima yang kondisinya masih acakadul, kinerja pengurus hima yang masih belum optimal, manajemen anggaran yang masih kacau, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Terkait dengan anggaran, seringkali kami mengalami kesulitan dalam hal pendanaan. Selain karena tingkat kepercayaan pihak birokrasi yang rendah terhadap himpunan kami yang relatif masih baru, Ikatan Alumni yang belum terkoordinasi dengan baik menjadi salah satu alasan utama mengapa dana sulit kami dapatkan. Sponsorship dari pihak luar masih belum bisa diharapkan. Saya berharap, ke depannya Ikatan Alumni PWK-ITS bisa dijalankan dengan semestinya seperti jurusan-jurusan lainnya. Amin.

Tapi ya seperti itulah kehidupan berorganisasi. Ada susahnya, ada senangnya. Susahnya ya pas kayak keadaan di atas. Senangnya, kita bisa dapet teman baru, keluarga baru, atau mungkin pacar baru (Upss..). Yang terakhir itu anggap saja saya salah ketik. Hehehe
Satu trik yang saya peroleh dari pengalaman organisasi, kalau ingin menguji sebaik apakah teman kita, sesolid atau seloyal apakah mereka, maka salah satu caranya adalah dengan mengamati tindak-tanduk mereka dalam berorganisasi. Mungkin kalau boleh saya bilang, kita bisa melihat sifat asli seseorang melalui kehidupan berorganisasinya. | Kok bisa?? | Ya bisa lahh.

Dalam organisasi kan sering terjadi ketegangan-ketegangan jika ada suatu masalah. Nah, pada saat itulah biasanya emosi dari masing-masing pribadi bermain. Sifat seseorang bisa nampak jelas dari sikap dan perbuatan pada saat ketegangan berlangsung. Kalau bahasa jawanya: ketok asline! Insyaallah, cara tersebut 99% berhasil dalam mengetes seseorang. Trust me, it works! | Wah, kok serem gitu ya kehidupan berorganisasi? | Enggak kok, justru itulah nilai plus-nya. Dinamisasi dalam hidup itu sangat diperlukan, biar gak membosankan. Nah, salah satu jalan untuk mempelajarinya adalah dengan berorganisasi. Keadaan yang dinamis dalam sebuah organisasi sedikit banyak bisa merepresentasikan kehidupan kita nanti. Dengan belajar dari situ, kita terlatih untuk menjadi pribadi yang semakin dewasa sehingga lebih punya kesiapan lebih untuk menyongsong hari esok yang lebih menantang.

Plus/minus dalam sebuah organisasi sudah pasti ada. Namun yang terpenting bukanlah keuntungan apa saja yang kita dapatkan atau kerugian apa saja yang telah kita alami dari kehidupan berorganisasi. Tetapi PELAJARAN apa saja yang bisa kita gali dari sana. Saya percaya, dengan berorganisasi kita bisa menjadi pribadi yang lebih matang secara manajerial dan juga matang secara emosional. Ya minimal, kita dapet 2 hal positif dalam satu aksi. Intinya, ikut organisasi itu gak ada ruginya.

Terakhir..
Maju terus organisasi-organisasi Indonesia!
Maju terus pemudanya!
Ubah dunia dengan tanganmu!
Belajarlah dari sekarang!
Jadilah aktivis muda!!!
Share

Kamis, 02 Juni 2011

Ketika Rindu Ibu [Video]

Saya mau share video lagi. Video berikut adalah salah satu favorit saya.
Ketika saya rindu dengan ibu, saya senang menonton tayangan yang berdurasi 6 menit 42 detik ini.
Video yang satu ini berisi renungan yang memiliki power.
Saya tulis memiliki power karena video ini mampu menghipnotis saya. Setiap kali menontonnya, seketika itu juga hati saya basah karena terlintas sosok ibu di benak saya. Tergambar dengan kuat keberadaannya.

Ibu, engkaulah malaikat penjagaku di dunia ini.
Engkau telah mendidik dan membesarkanku tanpa kau kenal pamrih.
Akan kubalas jasamu dengan membahagiakanmu, kini dan terlebih ketika aku mampu nanti.
Walaupun aku sadar jasa-jasamu tak akan pernah bisa kubalas, karena jasamu bagaikan air di seluruh samudera sedangkan apa yang kulakukan tak lebih dari setetes bagiannya.
Tapi paling tidak izinkanlah putramu ini berbakti padamu.
Menyayangimu dan merawatmu hingga akhir hayatmu.
Ungkapan untuk Ibu
by Alhuda

Share

Rabu, 01 Juni 2011

Biar Kita Gak Ninggalin Shalat Fardhu [Video]

Dalam kesempatan kali ini saya mau nge-share video aja..
Mumpung kondisi ruhyah saya lagi tinggi. | Widiii.. Gak sombong yaa.. :P
Ya siapa tau nanti pas kawan-kawan (atau bahkan saya sendiri) ketika lagi futur dan hendak melakukan sesuatu yang dapat mencederai iman, liat video ini, trus jadi insyaf dan bertobat.. Hehe

Okeh, langsung aja ya. Bismillahir rahmanir rahim..


Share