Sabtu, 11 Juni 2011

Belum Seberapa

Haduuh, tugasnya kok banyak seehh... Padahal udah gak tidur 3 hari, tetep aja gak kelar-kelar. Hufft!

Hemmh, gara-gara ngerjain tugas malem minggu jadi gak bisa ke mana-mana.
Assyemm!

Tugaas terus.. Tugaas terus..

Tugas yang kemaren aja belum kelar udah ada tugas lagi dari dosen. Arrrgh!


Keluhan di atas kerap saya dengar dari teman-teman di kampus. Mendekati akhir semester, frekuensi keluhan biasanya semakin sering saya dengar. Jelas, karena pada saat inilah tugas-tugas besar menunggu untuk dikumpulkan. Tidak jarang tugas-tugas yang banyak itu memiliki deadline yang bersamaan.

Kalo sudah begini, kuliah jadi terasa sangat berat. Apalagi bagi mahasiswa yang sekaligus aktivis kampus, alias yang aktif di organisasi. Kesibukan makin menjadi-jadi. | Kuliah memang berat. Tapi tak seberat itu kawan. Ini belum seberapa.. | Gak seberapa gimana maksudnya? | Wes, lanjutin dulu aja bacanya. Ntar pasti ngerti deh.. Hehe

Saya sepakat kalo ada yang bilang kuliah itu susah; kuliah itu berat; atau kuliah itu menyita waktu dan tenaga.
Karena memang itulah adanya. Itulah yang membedakan antara anak kampus dan anak sekolahan; antara mahasiswa dengan siswa. Dari namanya saja sudah kelihatan. Mahasiswa ada embel-embel "maha" yang artinya..
ma.ha-
[bentuk terikat] (1) sangat; amat; teramat: mahabesar; mahamulia; (2) besar: mahaguru; mahasiswa
Jadi, mahasiswa itu artinya pelajar yang derajatnya lebih tinggi daripada siswa. Lebih tinggi dalam segala hal. Jadi ya wajar kalo bebannya lebih berat. Iya kan?

Tapi di balik semua itu, kawan, janganlah lantas kita cepat mengeluh dan patah semangat. Di saat semua terasa amat berat dan keadaan berubah di luar kendali, janganlah kita menyalahkan keadaan dan menyalahkan diri sendiri. Cobalah untuk berkontemplasi barang sebentar saja. Merenungkan apa yang kita alami dan kita rasakan saat ini.
Lalu coba tanyakan pada diri kita sendiri:
  • Apa iya tugas-tugas kuliah ini yang bikin hidup jadi begitu berat?
Jika jawabannya iya, maka visualisasikan yang satu ini:
  • Di luar sana banyak orang yang tak bisa menikmati nikmatnya kuliah sepertiku. Alasannya beragam. Karena tak punya biaya. Karena tak cukup pintar untuk bisa lulus ujian. Karena permintaan orang tua. Karena harus mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Karena sudah dilamar orang. Dan juga karena-karena lain yang lebih tak masuk akal. xP

Yang jelas, masih banyak orang yang tak seberuntung kita.
Mereka yang tak bisa merasakan jadi mahasiswa seperti kita, duduk manis di kelas dan mendengarkan celotehan dosen... Hidup mereka jauh lebih berat, kawan. Beban yang mereka pikul sudah beda level dengan kita. Lebih berat!

Bersyukur
Syukurilah apa yang ada pada diri kita sekarang.
Bandingkan diri kita dengan mereka-mereka yang tak bisa kuliah tadi.
Mereka yang seusia kita tapi sudah harus bekerja di luar batas kemampuan wajarnya.
Mereka yang tak bisa berkumpul bareng temen-temennya.
Masihkah kita berpikir bahwa hidup kita saat ini berat?

Positive Feeling
Mulailah untuk ber-positive feeling.
Sebuah cara pandang baru yang lebih tinggi tingkatannya daripada positive thinking. Karena feeling lebih banyak menggunakan sisi emosional daripada thinking. Sedangkan pikiran manusia seringkali dikalahkan oleh emosinya. Jadi cara pandang ini pada dasarnya adalah mengubah kelemahan menjadi kekuatan.

Tugas kuliah memang berat, kadang juga sulit. Tapi jangan jadikan kesulitan itu sebagai masalah atau beban. Jadikan itu sebagai rintangan. Rintangan yang harus kita hadapi dan kita atasi. Dengan begitu kita akan lebih bersemangat karena rintangan ini sifatnya positif. Gambarannya gini:
Ketika kesulitan kita anggap sebagai [rintangan]...
Setelah berhasil mengatasi suatu rintangan lalu menghadapi rintangan baru. Maka kecenderungannya kita akan terpacu untuk mengatasi rintangan baru itu. Jalan apapun akan ditempuh walau resikonya berat.
Ini mirip dengan perlombaan. Setelah memenangkan lomba kita akan bersemangat untuk mengikuti lomba lainnya.

Hal ini berbeda jika kita menganggap kesulitan sebagai [masalah]...
Saat masalah menerpa, kita cenderung akan merasa gundah, was-was, dan tidak bersemangat. Gimana mau semangat kalo masalah-masalah masih membelenggu.
Hemm. Menerapkan positif feeling itu susah juga ya ternyata. | Enggak kok. Sebenarnya itu gampang!

Ubahlah paradigma kuliah berat menjadi kuliah itu menyenangkan!
Tugas seabrek-abrek itu justru bisa bikin kita semakin sering ngumpul sama temen. Ngumpul karena kita butuh diskusi untuk menyelesaikan tugas. Otomatis semakin banyak tugas semakin banyak intens pula hubungan pertemanan kita dengan mereka. Kalo sudah seperti ini, barangkali saat-saat seperti inilah yang akan kita rindukan nanti setelah lulus kuliah. Saat-saat ngumpul sama temen inilah yang gak akan terlupakan. Bener gak?

Makanya, nikmatin aja momen-momen ini. Sebelum kita lulus, tua dan berkeluarga. Karena pada saat itu kita akan dihadapkan pada tugas yang lebih berat lagi. Tentu saja bentuk tugasnya sudah berbeda. Bukan lagi bikin laporan atau presentasi. Tapi tugas berupa AMANAH.
Amanah... mengurus istri/suami.
Amanah... mengurus anak.
Amanah... merawat orang tua.
Amanah... di tempat bekerja.
Amanah... di dalam bermasyarakat.
Dan masih banyak amanah-amanah lain yang pastinya akan lebih berat daripada sekedar tugas kuliah.

So, take it easy my friends!
Fill your life with smile and Enjoy your day!
Be sure that you can do it!! Share

0 comments:

Posting Komentar

Beritahu saya apa yang Anda pikirkan tentang tulisan ini... :)