Kamis, 03 Mei 2012

Malu

Kemarin adalah tanggal 1. Dan seperti biasa, aku didera penyakit yang luar biasa berat (in my case). Penyakit itu bernama MALU.
Di awal bulan selalu ada transferan uang. Jatah dari 'rumah'.
Setiap dapat kiriman dari ayah, bukan bahagia yang membuncah. Justru rasa malu yang aku rasakan.
Di usia yang produktif ini aku masih belum mampu 'mentas'.
Geregetan juga sering aku rasakan. Geregetan karena sampai sekarang masih belum bisa menghasilkan apa-apa. Belum bisa membanggakan ibu ayah.
Ingin melompat tinggi namun terkadang merasa seperti berada dalam tempurung.
Ingin bilang "Buk, yah.. mulai saat ini saya tidak perlu dikirimi lagi. Inshallah saya sudah bisa mandiri." Tapi rasa takut dan khawatir akan kekurangan lebih sering menyapa.
Kenyataan ini menyadarkanku bahwa aku masih belum siap memberi 'makan anak orang'. Lha wong untuk makan sehari-hari aja masih dijatah orang tua kok mau ngasih makan anak orang.
Ahh, sungguh dilematis.

Dilihat dari sisi positif.
Alhamdulillah..
Paling tidak untuk saat ini semangat berkarya dalam diri masih ada.
Kalau sekarang belum bisa, tak apa. Yang penting terus berusaha.
Nanti akan ada saatnya mereka akan bangga padaku.
Aku akan coba lebih fokus. Walaupun kata 'lebih' masih terkesan relatif, tapi aku akan upayakan yang terbaik.
Untuk saat ini, fokus adalah jawaban atas segala pertanyaan.
Bismillah.



Share

4 comments:

Oddie mengatakan...

Aku udah bilang "Jangan kirim lagi bulan ini Pa! Mau belajar berjuang cari nafkah sendiri. :D"

Unknown mengatakan...

Andai aku punya keberanian seperti dirimu bro...

Sempetinlah mengatakan...

wah aku jadi ikutan malu hud. apalagi pas namatin buku 7 keajaiban rejeki. hmm..

Unknown mengatakan...

hemm.. satu lagi kawan yang mulai terinspirasi oleh Ippho.
ayoo kita bergerak ke kanan, kawan! :D

Posting Komentar

Beritahu saya apa yang Anda pikirkan tentang tulisan ini... :)