sumber: stibamakassar.files.wordpress.com |
Yap, sesuai dengan judul posting kali ini aku lagi ada di Banyuwangi. Sementara frase di atas adalah kiasan yang sangat tepat buat nggambarin keadaanku kali ini. Kenapa? Well, karena memang karena alasan itulah aku ada di sini sekarang.
Keinginan kuatku untuk ikut Studi Ekskursi ke Singapura bersama angkatanku, Plano 2008, telah mendorongku untuk giat mencari pengalaman kerja. Mulai dari jualan lampu kelap-kelip, bantuin penelitian dosen, bikin peta untuk TA dan disertasi buat senior, peta CAD dan GIS untuk konsultan, sampe ikut melancong sama konsultan ke luar kota pun aku jalanin. Hasilnya tak lain ya untuk dana keberangkatan dan segala akomodasi SE aku sendiri. Semoga hasil semua yang aku kumpulkan bisa nyukupin semua kebutuhan untuk berangkat nanti. Amin. :)
Sampai aku nulis posting ini aku masih dalam "masa tugas" di Kota Banyuwangi. Sejak Selasa kemarin aku ada di sini. Kemungkinan baru hari Jum'at aku kembali ke Surabaya, karena data yang dibutuhkan belum kami dapatkan seluruhnya. Jadi kami harus menanti pihak instansi meng-compile data-data itu dulu. Dan sembari menunggu proses rekap data mereka, kami menghabiskan waktu di hotel untuk beristirahat atau jalan-jalan di kota. Hitung-hitung refreshing. hehe
sumber: 2.bp.blogspot.com |
Sederhana, cuma survey instansi yang biasa dilakukan konsultan pada saat ngerjain proyek dari pemda. Sebenarnya kerjaan kaya gini bisa diselesaikan dalam waktu 2 hari. Tapi entah kenapa jadwal kami di sini butuh waktu 4 hari. Nah, itulah yang bikin aku di sini banyak nganggurnya. Kami keliling ke instansi biasanya sampai waktu makan siang aja. Setelah itu kami gak ada kerjaan hingga malam. Malam pun tetap gak ada kerjaan, kecuali hari pertama saat tiba di Banyuwangi kemarin yang kami harus bikin paparan untuk orang bappeda. Jadi ya gitu. Makan, tidur, makan, tidur aja kerjaan kami yang paling jelas kelihatan.
Aku jadi mikir, orang-orang elit pemerintahan yang sibuk dinas di luar kota itu mungkin buncit gara-gara pola hidup seperti yang aku ungkapin itu ya. Tanpa olahraga atau pun kegiatan yang menguras banyak keringat akhirnya bikin mereka jadi manja. Akhirnya, kerjaannya hanya tiduran di kasur dan makan enak so jadi manusia yang kurang produktif. Bener-bener bikin perut buncit!
Aku sendiri ngerasa, mungkin kalo hidup aku di sini gak aku imbangi dengan latihan kardio, aku juga bakal jadi buncit juga tuh. hehe
sumber: lh4.ggpht.com |
Karena temanya melancong, jadi pastinya gak bisa lepas dari yang namanya wisata kuliner. Sampe hari kedua kami di sini kami sudah coba banyak makanan. Tapi yang paling memberikan kesan hanya ada 2, nasi punel Bangil dan Pujasera Surya. Nasi punelnya beneran punel, mantep!
Kalo pujasera banyuwanginya, oke juga. Pilihan makanannya banyak. Tapi yang paling aku suka itu "masakan jawa a la banyuwangian"-nya.Walaupun cuma pake sayur asem sama dadar jagung aja, tapi rasanya bener-bener nikmat. Rasanya bener-bener Banyuwangi banget! ^^
Dari wisata kuliner yang kami lakukan tiap hari itu, dua hal yang aku sesalkan. Pertama, aku belum nemu warung rujak soto (makanan khas Banyuwangi). Kedua, harga tiap makanannya itu loo. Tapi untung aja tiap kali makan aku dibayarin bos, jadi ya nyantai aja rasanya. Aku gak ngeluarin sepeser duit pun buat urusan makan dan tidur. Istilah kata, makan kenyang tidur pun nyenyak. Tapi ya itu tadi resikonya, kalo lama-lama kayak gini terus bisa ngerubah orang jadi gak produktif. Very dangerous, isn't it?
sumber: bintangtauladan.files.wordpress.com |
Dari setiap perjalanan, tentunya kita dapat pengalaman dan pengetahuan baru. Begitu juga aku di sini. Dari sisi akademis, aku dapat sedikit pengalaman tentang bagaimana orang instansi di daerah bekerja. Dari sisi human resource-nya, dibandingkan dengan bappeda propinsi bappeda di sini hampir sama. Yang membedakan adalah budayanya. Agenda rapat instansi di daerah cenderung banyak molornya. Sebagai contoh adalah paparan yang kami lakukan. Bila jadwal paparan adalah jam 9 pagi, maka mulainya bisa sampai jam setengah 11. Jadi ada waktu yang terbuang sekitar 1,5 jam. Bayangkan, ada 1,5 jam waktu yang terbuang percuma.
Selain itu aku juga dapat beberapa pengetahuan baru tentang banyak hal. Salah satunya, aku bisa bilang kalo awewe-awewe di daerah jauh lebih cantik daripada di Surabaya. Aku bilang begitu karena setelah aku amati, cantiknya awewe di kota besar biasanya hasil dibuat-buat. Pake make up segala macem. Sementara kalo di daerah kayak di sini ini mereka gak neko-neko, jadi kelihatan "adem" aja saat dilirik. xP
Tambahan juga, dari hasil investigasi yang aku lakukan diketahui bahwa awewe di sini cepat akrab bila diajak kenalan (bukan pengalaman pribadi, hanya denger cerita dari seseorang).
At last, aku berharap apa yang kami usahakan di sini bisa membuahkan hasil dan berjalan lancar. Karena jika mendapatkan "hasil" sesuai harapan, maka aku bisa berangkat ke Singapura dengan modal sendiri. Lumayan, bisa going abroad tanpa nyusahin ortu. Share