Minggu, 16 Oktober 2011

Batasan Berpacaran dalam Islam


sumber: penerbitlenterahati.blogspot.com

Berikut adalah hasil tanya jawab antara beberapa akhwat dengan M. Quraish Shihab, yang kemudian dirangkum dalam buku yang berjudul M. Quraish Shihab menjawab... 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui.
Apa yang aku tuliskan di sini tidak bermaksud untuk promosi, tapi lebih kepada niat berdakwah. Bukan berarti aku sok tahu ya! Hanya, kebetulan kakak perempuan aku punya bukunya, sehingga aku bisa membagikan beberapa hal yang aku anggap penting untuk kawan-kawan ketahui. Semoga bermanfaat.
So, let's check it out!!
*cerita dikit ahh

Tanya:
Saya seorang mahasiswi yang ingin hidup mandiri, oleh karena itu saya kos di daerah dekat universitas saya. Saya mempunyai pacar yang sudah 6 tahun berpacaran, namun ia terus berusaha untuk mencium saya dan saya pun selalu menolak karena saya paham dalam agama Islam tidak boleh perempuan dan laki-laki bersentuhan bila bukan mahramnya. Namun, ia mengancam memutuskan hubungan kami berdua kalau tidak boleh mencium, apa yang harus saya lakukan, Pak Ustadz?
Rani,
Mahasiswi,
Cirebon

Jawab:
Saran saya "Nasihati dia dan bersegeralah menikah! Kalau dia tetap bersikeras, maka putuskan hubungan Anda!!! Insya Allah Anda akan mendapatkan seorang yang jauh lebih baik bagi Anda." Jelas dia bukan seorang yang beragama dengan baik. Padahal prioritas pertama dalam memilih jodoh adalah keberagamaan (keber-agama-an, pen.). Jika Anda mengizinkan dia melakukan permintaannya itu, setan akan datang lagi menggodanya agar dia mengambil langkah berikutnya melebihi yang pertama, karena memang setan memiliki langkah-langkah yang pada akhirnya menjerumuskan mangsanya. Saya khawatir jika segalanya Anda telah beri, maka pada akhirnya "habis manis sepah dibuang."
Berpacaran dalam Islam tidak dilarang, tetapi dalam arti pertemuan dengan lawan jenis yang diupayakan untuk mengenalnya dalam batas-batas yang dibenarkan agama dengan tujuan menikahinya secara sah, bukan berarti berdua-duaan, apalagi cium-ciuman! Demikian, wa Allah A'lam.
Share

0 comments:

Posting Komentar

Beritahu saya apa yang Anda pikirkan tentang tulisan ini... :)