Minggu, 26 Mei 2013

Hidup seperti Makan di warung

Ahamdulillah. Saya termasuk dari beberapa orang yang beruntung mengikuti ISPS (indosat school of public speaking). Dalam angkatan pertama ini banyak sekali yang saya dapatkan. Tentang bagaimana cara menjadi pembicara di depan umum yang baik. Teknik presentasi, penampilan, behave, tutur kata, dan bahkan intonasi pun dipelajari.
Materinya beragam mulai dari teknik dasar presentasi, powerful presentation, psychology for public speaking, NLP (neuro linguistik program) dan masih banyak lagi yang lainnya. Pematerinya pun sangat berkompeten. Mereka semua adalah pembicara hebat yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun di bidangnya. Dari sekian banyak pembicara ada satu hal yang saya selalu catat. Yakni kata-kata mutiara yang mereka lontarkan ketika mengisi materi.
Saya adalah orang yang mudah termotivasi oleh kalam-kalam mutiara. Saya berniat untuk membagi kalam-kalam yang pernah saya dapat kepada para fakir motivasi. Paling tidak, apa yang saya sampaikan bisa menjadi trigger untuk berubah menjadi insan yang lebih baik. Oleh karena itu di setiap kesempatan bertemu orang hebat saya tak pernah lupa mencatat kalam-kalam super yang keluar dari lidah mereka. Bukankah lidah orang sukses biasanya jarang bohong? :)
Dalam kesempatan ini saya ingin membagikan satu analogi yang cukup bagus dari Mas Fahmi, pengisi materi NLP. Sila disimak.
Hidup seperti makan di warung.
Ada yang makan dulu lalu bayar.
Ada yang bayar dulu lalu makan.
Mau yang manapun boleh.
Tapi satu hal yang pasti: Kita harus BAYAR!
Makna:
Makanan sama seperti kenikmatan; cita-cita; sesuatu yang ingin kita raih; kesuksesan.
Bayar sama seperti konsekuensi; sesuatu yang harus kita tempuh untuk meraih cita-cita.
Manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan yang bisa diambil.
Mau makan dulu bisa. Mau bayar dulu juga bisa.

Mau santai-santai di masa muda bisa. Konsekuensinya tua hidup apa adanya.
Mau berjuang keras di masa muda juga bisa. Konsekuensinya tua hidup sejahtera.

Pilihan ada di tangan kita.
Apapun yang kita pilih mengandung konsekuensi yang harus kita bayar.

Semoga bermanfaat. Share

0 comments:

Posting Komentar

Beritahu saya apa yang Anda pikirkan tentang tulisan ini... :)