Jumat, 27 Agustus 2010

Sudah Siapkah Kita Menyambut JODOH??

Apa yang sobat pikirkan ketika baca judul di atas??
Mungkin ada yang mikir: emm.. aduh gimana ya? begini begitu bla bla bla…
Atau mungkin: halah, itu lagi.. itu lagi.. yang dibahas. bosen ahh..

Dari dua ekspresi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua macam kepribadian yang memberikan respon berbeda bila ada topik bahasan yang sama. Yang satunya begitu tertarik bila diajak berdiskusi tentang masalah perjodohan. Sedang lainnya tidak menggubris, sok santai atau kata lainnya acuh tak acuh. Mungkin kita tidak perlu memikirkan semua respon tersebut dalam-dalam, tapi yang perlu kita renungkan adalah bagaimana sebaiknya kita merespon tentang hal-hal yang terkait jodoh. Apa yang harus kita perbuat untuk menyambut soulmate yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Mengetahui, Allah SWT itu. Itulah yang akan dibahas di posting edisi kali ini…

Sobat BJ semua, sudahkah sobat mengetahui apa itu jodoh??
Dalam KBBI, jodoh memiliki arti:

“orang yang cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup; sesuatu yang cocok sehingga menjadi sepasang/pasangan”

Nah, itu tadi definisi jodoh menurut KBBI. Definisi tersebut bisa berbeda dengan banyak versi lain. Kalo menurut sobat BJ sendiri definisi jodoh itu kayak apa??

AL sendiri sepakat dengan jodoh menurut kamus di atas. Dalam hemat AL, jodoh berarti seseorang yang mengisi lembaran hidup kita dengan coretan penuh makna. Coretan tersebut bisa bersifat positif ataupun negatif. Katakanlah ada seorang penulis, bila ada orang iseng ngasih coretan di lembaran kertas kosongnya mungkin si empunya kertas bakal ngeliat coretan itu terus berkomentar: “wah, coretan ini bagus maka akan kurapikan dan kulanjutkan hingga menjadi cerita yang utuh”. Bisa jadi penulisnya bilang: “apaan nih?!! Merusak tulisanku aja!” lalu meremas kertasnya lantas membuangnya ke tempat sampah. Atau “ahh ga papa, selama ga merusak karyaku akan kubiarkan coretan ini tetap di sini.”

Did you get the point?

Respon si penulis tadi bisa sangat berbeda sesuai dengan karakter dan sikon (situasi dan kondisi)-nya masing-masing. Respon pertama menganggap bahwa orang yang mengisi harinya dengan beberapa coretan makna hidup tersebut adalah orang yang tepat dan baik untuknya. Lalu dia pun memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke tahap selanjutnya. Respon kedua beranggapan bahwa orang yang mencoret-coret lembaran hidupnya tersebut sebagai seorang yang menyebalkan kemudian penulis akhirnya memutuskan hubungan dengannya dengan cara yang kurang baik. Sedang yang ketiga merespon dengan cara yang datar, mungkin dalam kehidupan sehari-hari biasa kita temui satu pasangan yang telah menjalin hubungan cukup lama akhirnya menjadi teman biasa dan tidak berakhir sebagai orang yang spesial satu sama lain. Ilustrasi di atas sebenarnya hanyalah sekelumit contoh yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sudah barang tentu masih ada banyak sekali cara pandang yang berbeda dalam realita.

Lalu apa hubungan antara ilustrasi tersebut dengan judul tulisan ini? Hubungannya ya baik-baik saja. Hehehe..

Di edisi kali ini AL sekedar mau memberikan sedikit masukan atau saran kepada sobat BJ semua dalam menanggapi masalah jodoh ini. Sebelum menulis posting ini, AL telah membaca beberapa artikel salah satunya di sini yang menyebutkan bahwa jodoh bukanlah Qadha’. Artinya manusia masih bisa mengusahakan untuk dirinya sendiri. Namun kita tidak boleh lupa bahwa Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al- Baqarah ayat 216 dan Adz-Dzariyat ayat 22 yang berbunyi sebagaimana berikut:
“..Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagi kamu. Allah Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: ayat 216)

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang di janjikan kepadamu.” (Adz-Dzariyat: ayat 22)

Dari situ seharusnya kita tetap berasumsi walaupun bukan merupakan suatu Qada’ jodoh tidak pernah terlepas dari kekuasaan Allah SWT. Sebagaimana doa kita selepas shalat:
Rabbana hablana min azwajina wadzurriyatina qurrata a’yun waj’alna lil muttaqina imama (QS. Al Furqaan: 74)
Artinya: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Keluarga yang membahagiakan, putra-putri yang menenteramkan hati, dan suami shaleh atau istri shalihah semuanya adalah anugerah Allah, rezeki yang diberikan oleh Allah kepada kita. Maka untuk mendapatkannya kita harus berikhtiar terlebih dahulu. Gimana caranya? Gampang.. Karena apa yang kita anggap baik menurut versi kita sendiri belum tentu baik menurut Allah, maka yang perlu sobat BJ lakukan adalah dengan berdoa dan memohon kepada-Nya agar diberikan jodoh yang paling baik. Apa yang Allah berikan ya itulah yang terbaik untuk kita. Karena apa yang kita dapat itu sebenarnya sepadan dengan apa yang telah kita perbuat selama ini. Kalo kita selama ini senantiasa berbuat baik maka kita akan balasan yang baik pula, sebaliknya bila kita senang berbuat buruk maka keburukanlah yang akan kita dapat. Hal itu sangatlah sesuai dengan apa yang tertuang dalam Surat An-Nur ayat 26 di bawah ini:
لْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
Artinya: “ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.” (Qs. An Nur:26)

Oleh karenanya, kalo kita menghendaki punya pasangan atau jodoh yang baik so all we need to do is improve ourself first. Perbaiki diri sendiri dulu baru minta yang baik-baik. Kita harus banyak-banyak bercermin dan bermuhasabah (introspeksi diri). Lalu tanya pada siri sendiri:Sudah sebaik apakah kita sekarang? Pantaskah kita menerima jodoh yang yang dianugerahkan Allah jika kita sendiri seperti ini?


Semua itu adalah kiat untuk menjemput jodoh yang kita dambakan. Dan dari apa yang AL tulis memungkinkan banyak sekali memuat pandangan yang sifatnya subyektif. Apabila suatu kebenaran dan kebaikan maka itu datangnya semata-mata dari Allah SWT. Sedangkan bila ada kesalahan maka itu datang dari diri AL pribadi.

Berhubung sekarang mau bedug Maghrib, AL sampaikan:
Selamat ngabuburit sobat BJ semua.
N’ have a nice break-fast. . ^^ Share

2 comments:

Unknown mengatakan...

hmmm.. nyari jodoh ya.. kuncinya adalah memperbaiki diri dulu..

tapi aku belum begitu pingin Hud.. ntar dulu...
hehehe

Unknown mengatakan...

yakin, sid??
but i've ever found ur FB status that sounds mellow2 gtu. . hehe
*piss

frankly, absolutely much the same lahh.
jadi waktu luang kita sebagai generasi muda, dalam artian muda karena belum memikirkan urusan bahtera RT, bisa kita gunakan untuk memikirkan urusan ummat pun juga untuk memperbanyak muhasabah dan upgrade diri..

Posting Komentar

Beritahu saya apa yang Anda pikirkan tentang tulisan ini... :)