Minggu, 22 Mei 2011

Ketika Imam Shalat Kurang Kompeten

Pernahkah sobat melakukan shalat berjamaah tetapi tidak bisa khusyu' karena merasa imamnya kurang kompeten?

Saya pernah!!
Akhir-akhir ini saya sangat sibuk dengan urusan di kampus. Seringkali berada di kampus daripada di kosan membuat saya melakukan ritual sembahyang di kampus (kalau di kosan saya sering jamaah karena lokasi dekat dengan masjid). Walaupun di kampus, tetap saya usahakan untuk melakukannya secara berjamaah. Tapi ada fenomena aneh yang saya rasakan. Sering ketika menjadi makmum, shalat saya tidak khusyu' lantaran kekurangyakinan saya akan kemampuan imam dalam melafalkan bacaan shalat. Imam shalat biasanya senior/ kakak tingkat, temen-temen sendiri, atau karyawan di kampus. Dosen jarang jadi imam karena mereka shalat di ruangan mereka sendiri.

Penentuan imam shalat di kampus jarang (baca: tidak pernah) melihat background religi dari sisi personal secara serius. Biasanya asal tunjuk saja. Yang kelihatan lebih tua, lebih alim, lebih kelihatan "islam"-nya maju jadi imam. Sedangkan saya sendiri jarang jadi imam karena merasa sungkan dan minder dengan kemampuan bacaan shalat saya. Makanya saya lebih percaya orang lain yang memimpin shalat. Namun, ketika sang imam membaca beberapa ayat saya tersentak, dikejutkan dengan pelafalannya yang amburadul. Menyadari bacaan shalat saya lebih baik daripada imam, membuat saya kepikiran hingga membuat saya tidak lagi fokus pada esensi shalat (terlepas dari sikap GeeR). Hal itu membuat saya berpikir bahwa lebih nyaman melakukan shalat sendirian daripada jamaah. Astaghfirullah.. Semoga dosa saya diampuni jika sikap saya ini salah.

Lesson learned:
Dalam menentukan imam shalat tidak boleh sembarangan. Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menentukan imam yang tepat. Mungkin buku ini bisa dijadikan panduan untuk persoalan imam shalat. Ini penampakan covernya.














Di atas saya tulis "mungkin," karena memang saya belum tahu seperti apa isi buku tersebut. Referensi di atas saya dapat secara tak sengaja dari hasil browsing barusan. :P

Tapi jika waktu shalat terbatas sementara kita tidak punya cukup kesempatan untuk memilih imam yang sesuai dengan kriteria, sebaiknya minta saja salah seorang teman yang bacaannya sudah diketahui untuk jadi imam. Tidak perlu (coba-coba) mengetes orang lain yang belum tentu baik bacaannya. Tulisan saya ini semata-mata hanya untuk mencari kebenaran akan persoalan shalat keseharian. Semoga ada yang memberikan komentar yang mencerahkan..

"Karena sesungguhnya setiap kamu adalah pemimpin."

Share

0 comments:

Posting Komentar

Beritahu saya apa yang Anda pikirkan tentang tulisan ini... :)